Kelainan refraksi mata sebaiknya dideteksi dan diatasi secara dini. Jika tidak, akan terjadi mata malas (lazy eyes) atau yang disebut ambliopia. “Secara anatomis, bola mata memang tak ada kelainan. Tak ada katarak ataupun infeksi, tapi penglihatan tidak maksimal, karena kurang cepat terdeteksi dan segera diberikan koreksi kacatama,” kata dr. Yudisianil EK, Sp.M.
Perkembangan penglihatan yang paling penting adalah sampai usia 6 tahun. Dua tahun pertama untuk perkembangan saraf, dan selanjutnya untuk meningkatkan kualitas fungsi mata.
“Jika kelainan refraksi tak dikoreksi sedini mungkin, perkembangan penglihatan akan terganggu. Seharusnya anak seusianya bisa 100 persen, tapi ia hanya 60 persen. Jika mata tak terpakai, lama-lama mata akan juling. Misalnya yang satu minus 6, yang satu 0. Yang minus 6 jarang dipakai karena tidak melihat.”
Pakai Kacamata, Minus Bertambah?
Kata orang, pakai kacamata, malah bisa membuat minus bertambah. Benarkah? Sebetulnya yang terjadi bukan karena pakai kacamata, tapi begitu pakai kacamata, penglihatan menjadi bagus, sehingga membaca jadi lebih lama, main game pun jadi tambah lama.
“Faktor itulah yang menyebabkan akomodasi jadi tambah lama. Akomodasi ini yang mencetuskan pertumbuhan bola mata sehingga minus bertambah, apalagi di usia pertumbuhan.” Jadi, sebaiknya setelah memakai kacamata, anak tidak dibiarkan begitu saja.
“Tetap harus dibatasi. Misalnya, setiap kali anak membaca jarak dekat atau bekerja dekat selama 1 - 2 jam, minta ia istirahat minimal setengah jam. Istirahatnya, dengan cara melihat jarak jauh atau memejamkan mata. Itu akan membuat mata relaks dan menurunkan daya akomodasi sesaat. Yang sering salah, satu jam main komputer, satu jam lagi main SMS. Ya, sama saja,” tegas Yudisianil.
Sumber: tabloidnova
tags: ambliopia, lazy eyes, perkembangan saraf mata terjadi pada 2 tahun pertama, cara istirahat yang tepat pada anak yang memakai kacamata, perkembangan penglihatan.
Baca juga:
Faktor penyebab anak menjadi tuli.
Tanda-tanda anak yang mengalami kelelahan.
Perkembangan penglihatan yang paling penting adalah sampai usia 6 tahun. Dua tahun pertama untuk perkembangan saraf, dan selanjutnya untuk meningkatkan kualitas fungsi mata.
“Jika kelainan refraksi tak dikoreksi sedini mungkin, perkembangan penglihatan akan terganggu. Seharusnya anak seusianya bisa 100 persen, tapi ia hanya 60 persen. Jika mata tak terpakai, lama-lama mata akan juling. Misalnya yang satu minus 6, yang satu 0. Yang minus 6 jarang dipakai karena tidak melihat.”
Pakai Kacamata, Minus Bertambah?
Kata orang, pakai kacamata, malah bisa membuat minus bertambah. Benarkah? Sebetulnya yang terjadi bukan karena pakai kacamata, tapi begitu pakai kacamata, penglihatan menjadi bagus, sehingga membaca jadi lebih lama, main game pun jadi tambah lama.
“Faktor itulah yang menyebabkan akomodasi jadi tambah lama. Akomodasi ini yang mencetuskan pertumbuhan bola mata sehingga minus bertambah, apalagi di usia pertumbuhan.” Jadi, sebaiknya setelah memakai kacamata, anak tidak dibiarkan begitu saja.
“Tetap harus dibatasi. Misalnya, setiap kali anak membaca jarak dekat atau bekerja dekat selama 1 - 2 jam, minta ia istirahat minimal setengah jam. Istirahatnya, dengan cara melihat jarak jauh atau memejamkan mata. Itu akan membuat mata relaks dan menurunkan daya akomodasi sesaat. Yang sering salah, satu jam main komputer, satu jam lagi main SMS. Ya, sama saja,” tegas Yudisianil.
Sumber: tabloidnova
tags: ambliopia, lazy eyes, perkembangan saraf mata terjadi pada 2 tahun pertama, cara istirahat yang tepat pada anak yang memakai kacamata, perkembangan penglihatan.
Baca juga:
Faktor penyebab anak menjadi tuli.
Tanda-tanda anak yang mengalami kelelahan.
Untuk mata saya dan anak-anak alhamdulillah kelihatannya sehat. Namun ada kebiasaan buruk dengan anak saya, yaitu baca sambil tiduran.
ReplyDeleteSaya berterima kasih sekali atas tips ini, mata sebagai salah satu panca indra memang sangat perlu perhatian banget.
Trims. Salam :)
benar sekali mbak. kebanyakan anak tidak mengetahui tentang kelainan matanya karena dianggapnya normal jika bisa melihat sesuatu.
ReplyDeleteSama seperti pengalaman saya waktu kecil, saya menganggap bahwa mata saya normal. Saya baru mengetahui kelainan mata saya ketika diperiksa dokter. bahwa syaraf mata saya tidak berfungsi sebelah.
thanks ya atas infonya yang bermanfaat bgt.. Sukses ya and thanks juga atas kunjungannya ke donadzku.
ReplyDeletememang potensi sorang anak untuk bermata juling banyak faktornya,selain yg diatas ada juga faktor kecelakaan,seperti terbentur sehingga syaraf mata terganggu.ada juga faktor bawaan lahir(biasanya yg ini jarang).
ReplyDeleteuntuk melatih penglihatan mata pada anak usia mmg baik dilakukan pada diatas usia 2 tahun.dalam hal ini kita latih dengan mengajaknya bermain bola,bola apa saja...dengan demikian secara reflek bola mata anak kita akan berusaha mengikuti gerak bola yg bergerak.ini secara tidak langsung melatih syaraf mata terutama syaraf retina pada mata dan mengoptimal kan titik makula pada bagian belakang retina mata.dan jangan lupa tiap pagi ajak anak kita untuk melihat pemandangan yg hijau..ini sangat membantu untuk memberikan rileks pada seluruh sistem syaraf mata.
btw nice posting mbak..sukses selalu
@ arkasala, mudah-mudahan setelah dikasih tahu anaknya mau merubah kebiasaannya yah.
ReplyDelete@ afdil, syukurlah segera bisa diketahui, tidak sampai berlarut-larut.
@ donadzku, sama-sama.
@ jhonson, terima kasih masukannya yah.
kalau yang melihat pemandangan hijau disini tidak bisa setiap hari...hehe....
konon kabarnya mata juling akibat dari perilaku orang tua saat mengandung anaknya tersebut, "suka memandang remeh orang lain" katanya..
ReplyDeletekatanya sapa ? entahlah..
wallahu 'alam
kata orang anak harus banyak makan wortel biar matanya bagus...bener ga sih...
ReplyDeleteAh, kalau soal perilaku orang tua saya rasa mitos saja. Mata juling adalah hal medis, jadi tidak ada hubungannya dengan hal-hal non-fisik seperti "suka memandang remeh...". Kalau perilaku orang tuanya saat mengandung itu adalah hobi loncat-loncat di jalan, nah itu baru pengaruh fisik wkwkwk...
ReplyDeleteInfo menarik, bagus untuk yang sudah berkeluarga...
ReplyDeleteTerima kasih kak infonya.... selalu semangat!!!
Dulu pernah pakai kacamata, alhamdulillah sekarang tidak. Alhamdulillah juga anak pertama matanya bagus, suka membaca dan tidak sering nonton TV.
ReplyDeletethanks mbak atas infonya, salam sukses
ReplyDeleteMemang mata itu sangatlah penting.. maka dari itu selalu mengontrol kesehatan mata.. kalo tidak bisa2 min / plus yang terus bertambah... nice sobat...
ReplyDeleteinfo yg bermanfaat ni sob...thank u for sharing sob...
ReplyDeleteiya ni sob..pake kaca mata ko' malah tambah trs..
Nice Article!
ReplyDeletekeponakan saya ada 2 orang yg pake kacamata, apakah karena penyakit turunan ya?? soalnya bapaknya pake kacamata juga...
ReplyDeletekalo saya dari kelas 6 udah pake kacamata sampai sekarang. enaknya sih tidak pake kacamata bisa leluasa. tapi itulah kenyataannya, jadi disyukuri aja, hehehee
ReplyDeleteinfo yang sangat bermanfaat ..
ReplyDeleteTFSdk ;)
salam sobat
ReplyDeletetrims infonya dan pengetahuannya mba,,
memang harus diperhatikan perkembangan penglihatan anak2 dari kecil.
iya tuh hati2...ntr ngeliatnya ke sono ternyata mau curi dompet kita..hahaha..
ReplyDeleteMata bayi sering tampak agak juling. Kuatir juga lihat kondisi itu saat anak saya bayi dulu. Tapi syukurlah tidak, semakin besar ternyata normal. Alhamdulillah...
ReplyDeletetrims info yang menarik ini....jadi tambah ngerti nih ....ditunggu posting berikutnya
ReplyDeleteto all, terima kasih komentarnya.
ReplyDeletembak ada juga kalo yang pakai kacamata itu turunan yahh..cos temanku satu keluarga pakai kacamata semua...kayak film keluarga markum di era 80an ..
ReplyDeleteoohhhh... begitu toh!!
ReplyDeletejadi mitos selama ini sedikit ada benarnya ya!!!
mata adalah jendela hati. semoga kita bisa menjaganya dengan baik. thanks infonya sob.
ReplyDeleteinfo yg sangat2 bermanfaat nih....
ReplyDeletetrims..