Thursday, 24 December 2009

PNEUMONIA


Waspada Pneumonia, bukan sekedar Panas Batuk Pilek.

Keluhan panas, batuk, pilek sering menimpa anak-anak kita terutama pada usia di bawah 5 tahun (balita). Sebagian keluhan tersebut disebabkan virus dan sembuh dengan sendirinya (self limited).


( klik gambar untuk memperbesar )

 Para orang tua patut waspada dan segera membawa ke dokter, Puskesmas atau Rumah Sakit ketika si kecil menunjukkan tanda “peringatan” seperti: gelisah, rewel, napas menjadi cepat dan sesak, selain panas, batuk, pilek. Bukan tidak mungkin keluhan-keluhan tersebut merupakan manifestasi penyakit Pneumonia.

Pengertian Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi akut jaringan (parenkim) paru yang ditandai dengan demam, batuk dan sesak napas.
Selain gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda-tanda klinis lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium).

Pada usia anak-anak, Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Angka kematian Pneumonia pada balita di Indonesia diperkirakan mencapai 21 % (Unicef, 2006). Adapun angka kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita setiap tahunnya. Fakta yang sangat mencengangkan. Karenanya, kita patut mewaspadai setiap keluhan panas, batuk, sesak pada anak dengan memeriksakannya secara dini.



Penyebab Pneumonia
Sebagian besar penyebab Pneumonia adalah mikroorganisme (virus, bakteri). Dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin, atau sejenisnya) dan masuknya makanan, minuman, susu, isi lambung ke dalam saluran pernapasan (aspirasi).

Berbagai penyebab Pneumonia tersebut dikelompokkan berdasarkan golongan umur, berat ringannya penyakit dan penyulit yang menyertainya (komplikasi).
Mikroorganisme tersering sebagai penyebab Pneumonia adalah virus, terutama Respiratory Syncial Virus (RSV) yang mencapai 40%. Sedangkan golongan bakteri yang ikut berperan terutama Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae type b (Hib).

Awalnya, mikroorganisme masuk melalui percikan ludah (droplet), kemudian terjadi penyebaran mikroorganisme dari saluran napas bagian atas ke jaringan (parenkim) paru dan sebagian kecil karena penyebaran melalui aliran darah.


Tanda-tanda Pneumonia
Tanda-tanda Penumonia sangat bervariasi, tergantung golongan umur, mikroorganisme penyebab, kekebalan tubuh (imunologis) dan berat ringannya penyakit.
Pada umumnya, diawali dengan panas, batuk, pilek, suara serak, nyeri tenggorokan. Selanjutnya panas makin tinggi, batuk makin hebat, pernapasan cepat (takipnea), tarikan otot rusuk (retraksi), sesak napas dan penderita menjadi kebiruan (sianosis). Adakalanya disertai tanda lain seperti nyeri kepala, nyeri perut dan muntah (pada anak di atas 5 tahun).
Pada bayi (usia di bawah 1 tahun) tanda-tanda pnemonia tidak spesifik, tidak selalu ditemukan demam dan batuk.

Selain tanda-tanda di atas, WHO telah menggunakan penghitungan frekuensi napas per menit berdasarkan golongan umur sebagai salah satu pedoman untuk memudahkan diagnosa Pneumonia, terutama di institusi pelayanan kesehatan dasar.

Tabel: Pedoman Perhitungan Frekuensi Napas (WHO)



Umur AnakNafas NormalTakipnea (Nafas Cepat)
0 - 2 bulan30-50 per menitsama atau > 60 x per menit
2 - 12 bulan25-40 per menitsama atau > 50 x per menit
1 - 5 tahun20-30 per menitsama atau > 40 x per menit


Catatan: Perbedaan batasan tentang frekuensi napas dari berbagai sumber, tidak terlalu penting. Yang perlu diperhatikan adalah penilaian klinis dan pemeriksaan penujang misalnya: rontgen dan laboratorium serta follow up selama masa perawatan.


Pengobatan
Pengobatan ditujukan kepada pemberantasan mikroorganisme penyebabnya. Walaupun adakalanya tidak diperlukan antibiotika jika penyebabnya adalah virus, namun untuk daerah yang belum memiliki fasilitas biakan mikroorganisme akan menjadi masalah tersendiri mengingat perjalanan penyakit berlangsung cepat, sedangkan di sisi lain ada kesulitan membedakan penyebab antara virus dan bakteri. Selain itu, masih dimungkinkan adanya keterlibatan infeksi sekunder oleh bakteri.
Oleh karena itu, antibiotika diberikan jika penderita telah ditetapkan sebagai Pneumonia. Ini sejalan dengan kebijakan Depkes RI (sejak tahun 1995, melalui program Quality Assurance ) yang memberlakukan pedoman penatalaksaan Pneumonia bagi Puskesmas di seluruh Indonesia.

Masalah lain dalam hal perawatan penderita Pneumonia adalah terbatasnya akses pelayanan karena faktor geografis seperti Kaltim. Lokasi yang berjauhan dan belum meratanya akses tranportasi tentu menyulitkan perawatan manakala penderita pneumonia memerlukan perawatan lanjutan (rujukan) di RS.

Tips Pencegahan
Mengingat Pneumonia adalah penyakit beresiko tinggi yang tanda awalnya sangat mirip dengan Flu, alangkah baiknya para orang tua tetap waspada dengan memperhatikan tips berikut:

* Menghindarkan bayi (anak) dari paparan asap rokok, polusi udara dan tempat keramaian yang berpotensi penularan.
* Menghindarkan bayi (anak) dari kontak dengan penderita ISPA.
* Membiasakan pemberian ASI.
* Segera berobat jika mendapati anak kita mengalami panas, batuk, pilek. Terlebih jika disertai suara serak, sesak napas dan adanya tarikan pada otot diantara rusuk (retraksi).
* Periksakan kembali jika dalam 2 hari belum menampakkan perbaikan. Dan segera ke RS jika kondisi anak memburuk.
* Imunisasi Hib (untuk memberikan kekebalan terhadap Haemophilus influenzae, vaksin Pneumokokal Heptavalen (mencegah IPD= invasive pneumococcal diseases) dan vaksinasi influenzae pada anak resiko tinggi, terutama usia 6-23 bulan. Sayang vaksin ini belum dapat dinikmati oleh semua anak karena harganya yang cukup mahal.

Semoga bermanfaat.

Bacaan:
* Pneumonia: The Forgotten Killer of Children, WHO, ISBN: 92-806-4048-8, September 2006
* Pneumonia, Continuing Education, IKA XXXI, Retno Asih S, Landia S, Makmuri MS, FK Unair, RSUD Dr Soetomo, 2006
* Management of Pneumonia in Community Settings, WHO-Unicef, 2004

* Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, IDAI, edisi I, 2004


Artikel diambil dari http://cakmoki86.wordpress.com/


tags: Pneumonia, pengertian Pneumonia, penyebab Pneumonia, tanda-tanda Pneumonia, cara pengobatan, pencegahan Pneumonia, retraksi, takipnea, sianosis.


Baca juga artikel lainnya:
Semua yang perlu Anda ketahui tentang demam pada anak.
Beberapa penyebab demam.

19 comments:

  1. Apakah pnemonia itu sama dengan diphteri gak ya..

    ReplyDelete
  2. wew good posting mbak :)...pneumonia utk saat ini kita tidak usah khawatir lagi.obatnya sudah ada..asalkan penanganan nya cepat saja kita sudah 80% aman. dan ingat "mencegah lebih baik dari mengobati". :)

    ReplyDelete
  3. Saya baru dengar Mbak,
    Makasih ya sharingnya...
    Agar kita selalu waspada

    ReplyDelete
  4. Ini harus teliti banget bacanya Mbak. Saya ijin print lagi ya !!!
    Trims.
    Salam :)

    ReplyDelete
  5. kalo atit langsung ke dokter aja mba hehehee
    jaga kesehatan aja

    ReplyDelete
  6. hehehehe baru sempet mampir nih mba
    2 minggu ada ujian semesteran, sekarang dah kelar
    so bisa jalan2 lagi...
    eh masi ada tugas bikin program rumah sakit, perbankan, ma penjualan ding....
    pulang dulu ya... mau mumpet lagi tha thaaa

    ReplyDelete
  7. Pneumonia tu katanya bahaya bgt ya mbak?aq jadi ngeri......perokok bia terkena ga?kan ini menyangkut paru2?

    ReplyDelete
  8. mirip-mirip dengan Tubercholosis alias TBC,, TBC juga diakibatkan dengan virus dan bakteri..

    ReplyDelete
  9. kalo anak sudah panas, batuk, demam,rewel, waduuuuh kita sendiri jadi ngikut gak karuan.. kata ustadz saya nih ya.. selain diobatin ama medis, jangan lupa baca in surat Al Kahfi di air minum, lalu minumkan airnya sambil dikompres ama air itu tubuhnya.. insya Allah cepeat sembuh tuh..

    ReplyDelete
  10. @ anita, terima kasih masukannya.
    @ sendal jepit, terima kasih masukannya.

    to all, terima kasih buat teman-teman yang sudah menuliskan komentar disini.

    benar sekali, kalau sakit segera berobat.
    selain berobat tentu diiringi dengan doa kepada Allah SWT.

    ReplyDelete
  11. mantap nich mbak pengetahuannya, jadi mengerti sekarang, thanks ya

    ReplyDelete
  12. ana jadi paham nih mbak narti thanks yahh

    ReplyDelete
  13. Wah.... kayaknay tulisan ini pantes nih lau dijadikan buku kecil. Bis lengkap mengenai Pneumonianya.

    ReplyDelete
  14. Lau penyakit anaka kawasaki yang kini lagi marak ada gak postnya.

    ReplyDelete
  15. hai.. banner kamu sudah kupasang di blogku.. link balik ya... thanks =D

    ReplyDelete
  16. hidrokarbon...?
    apa berarti balita harus dijauhkan dari jangkauan minyak tanah ato bensin...?

    ReplyDelete
  17. @ kakve_santi, sebaiknya iya.
    pernah membaca juga di media, balita yang sering digendong ibunya ketika memasak juga bisa memicu sakit ini akibat dari polusi yang ditimbulkan.
    tapi masih perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan sakit ini atau bukan.

    ReplyDelete