Apakah buah hati atau anak-anak Anda kadang mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan tak terduga? Anda pasti sering mengalaminya. Entah merupakan pertanyaan sulit dijawab ataukah pertanyaan yang belum saatnya mendapat jawaban. Yang pasti, Anda jangan sampai terpojok, usahakan Anda mampu menghadapinya dengan cerdas.
Karena bagi buah hati Anda, jawaban Anda adalah jawaban yang dianggap paling benar olehnya. Tak jarang ketika bersama teman-temannya anak berkata,"Mama aku bilang begini, yang benar itu mama aku".
Yups, anak akan lebih mudah menerima apa yang dikatakan orang tuanya dan jawaban itu dianggapnya yang paling benar.
Berikut ini tips bagaimana menghadapi pertanyaan-pertanyaan sulit dari anak secara cerdas:
1. Usahakan tetap tenang. Meskipun pertanyaannya sangat tidak diharapkan, jangan sampai reaksi Anda membuatnya enggan bertanya lagi di kemudian hari. Ini penting. Jangan sampai rasa ingin tahunya hilang karena ketika bertanya ke orang tuanya mendapatkan jawaban yang tidak semestinya.
2. Tak perlu segan mengatakan Anda tak tahu jawabannya (apabila memang sulit menjawabnya), tapi jangan lupa berjanji bahwa Anda akan mencari jawaban yang tepat dan akan memberitahukan pada anak sesegera mungkin.
3. Hargai usahanya untuk bertanya pada Anda dan bukan pada orang lain yang belum tentu bisa bertanggung jawab. Katakan, “Wah, menarik sekali pertanyaanmu, nak,” agar ia merasa nyaman dan tak merasa bersalah karena bertanya.
4. Jangan lupa berempati. Dalam komunikasi dengan anak, biasakan mencoba merasakan apa yang ia rasakan. Seringkali, ada perasaan tertentu yang membuatnya bertanya. Entah itu rasa takut, malu atau sedih.
5. Kadang diperlukan juga, dimana orang tua berlaku sebagai orang tua buat anak, kadang juga sebagai teman si anak. Jadi ketika anak bercengkerama atau ngobrol dengan orang tuanya, anak merasa nyaman. "Bunda orang nomor satu deh, paling bisa mengerti Dino"
"Papa orang nomor satu deh, paling bisa ndengerin Andre, mau main game bareng, mau mendengarkan cerita buku bacaan Andre, dsb"
"Mama orang nomor satu buat Sandra, paling bisa mengerti bagaimana perasaan Sandra, bisa memberi masukan buat Sandra dan mendengarkan keluh kesah Sandra"
Setelah itu, anak akan merasa nyaman, bilang terima kasih mama, terima kasih papa, thank you mom, thank you dad, dsb karena perlakuan yang anak terima dari orang tuanya begitu baik, begitu nyaman, begitu perhatian dsb.
Jangan sampai ketika anak punya pertanyaan, ia malah bertanya ke orang lain, atau teman yang belum tentu bisa menjawab dengan baik dan belum tentu jawaban itu bisa dipertanggungjawabkan. Kadang anak yang memasuki usia remaja, merasa malu bisa mesti bertanya ataupun bercerita kepada orang tuanya, yang akhirnya mereka bertanya kepada teman dan orang lain.
Teman-teman pengunjung seputarduniaanak.blogspot.com itu semua teori ya. Dalam prakteknya sehari-hari tentu tak semudah yang kita baca dari artikel di atas. Apalagi bagi yang anaknya sangat kritis bertanya. Ada beberapa komentar juga dari teman-teman yang mempunyai anak sangat kritis dalam bertanya. Kadang kita dituntut untuk belajar lebih banyak lagi karena datangnya pertanyaan dari anak.
Berikut ini adalah gambaran dan beberapa jawaban ‘cerdas’ pertanyaan-pertanyaan sulit dari buah hati Anda:
“Mengapa aku tak boleh menonton film itu, mama?” (sambil menunjuk film dewasa). Anda harus menjelaskan bahwa film dibuat dalam beberapa jenis: film untuk anak-anak dan film untuk orang dewasa. Jelaskan bahwa dalam film dewasa mungkin ada adegan/cerita/dialog yang menakutkan yang bisa mengganggu pikiran. Jika anak Anda sudah cukup besar, jelaskan adegan dewasa yang mungkin ada di film untuk orang dewasa.
“Kenapa Nenek Meninggal?” Jangan bilang bahwa orang meninggal berarti sedang tidur lama. Salah-salah anak justru takut tidur. Jelaskan, bahwa yang hidup pasti akan mati. Jika ia sedih, biarkan ia lampiaskan kesedihannya. Anda bisa menenangkan dengan mengatakan, “Meskipun nenek tidak bersama kita lagi, kenangannya tetap ada di foto-foto yang kamu simpan kan? Yuk kita doain agar nenek bahagia di surga”. Jelaskan pula bahwa bersedih karena kehilangan orang yang kita sayangi adalah suatu hal yang biasa, normal dan wajar.
“Apa itu kondom, Papa?” Jangan panik. Jika anak Anda sudah bersekolah, gunakan gambar yang menunjukkan bentuk organ tubuh pria dan wanita. Katakan bahwa kondom digunakan oleh pria untuk menghindari kehamilan atau penularan penyakit yang tidak diinginkan.
“Apakah aku boleh berbohong?” Jika anak bertanya demikian, berarti ia sudah siap menerima penjelasan bahwa di dunia ini tidak selamanya hitam dan putih, ada abu-abu. Namun tegaskan bahwa kebohongan yang diperbolehkan adalah kebohongan untuk menjaga perasaan orang lain. Beri contoh, misalnya dengan mengatakan, “Apakah kamu ingat ketika Andre membawa makanan untuk kita? Saat dia Tanya apakah kamu suka masakannya, tentu demi sopan santun dan menjaga perasaan Andre, kamu harus menjawab ‘ya’ meskipun kamu sama sekali tidak suka sayur.”
Yang perlu Anda tekankan adalah bahwa berbohong sama sekali tidak baik jika alasannya untuk menghindar dari hukuman atau menyembunyikan kesalahan.
Semoga bermanfaat!
Baca juga yang ini yuk!
Tanda-tanda anak berbohong.
Mengajarkan kejujuran pada anak.
Reaksi anak-anak pada kematian.
Karena bagi buah hati Anda, jawaban Anda adalah jawaban yang dianggap paling benar olehnya. Tak jarang ketika bersama teman-temannya anak berkata,"Mama aku bilang begini, yang benar itu mama aku".
Yups, anak akan lebih mudah menerima apa yang dikatakan orang tuanya dan jawaban itu dianggapnya yang paling benar.
Berikut ini tips bagaimana menghadapi pertanyaan-pertanyaan sulit dari anak secara cerdas:
1. Usahakan tetap tenang. Meskipun pertanyaannya sangat tidak diharapkan, jangan sampai reaksi Anda membuatnya enggan bertanya lagi di kemudian hari. Ini penting. Jangan sampai rasa ingin tahunya hilang karena ketika bertanya ke orang tuanya mendapatkan jawaban yang tidak semestinya.
2. Tak perlu segan mengatakan Anda tak tahu jawabannya (apabila memang sulit menjawabnya), tapi jangan lupa berjanji bahwa Anda akan mencari jawaban yang tepat dan akan memberitahukan pada anak sesegera mungkin.
3. Hargai usahanya untuk bertanya pada Anda dan bukan pada orang lain yang belum tentu bisa bertanggung jawab. Katakan, “Wah, menarik sekali pertanyaanmu, nak,” agar ia merasa nyaman dan tak merasa bersalah karena bertanya.
4. Jangan lupa berempati. Dalam komunikasi dengan anak, biasakan mencoba merasakan apa yang ia rasakan. Seringkali, ada perasaan tertentu yang membuatnya bertanya. Entah itu rasa takut, malu atau sedih.
5. Kadang diperlukan juga, dimana orang tua berlaku sebagai orang tua buat anak, kadang juga sebagai teman si anak. Jadi ketika anak bercengkerama atau ngobrol dengan orang tuanya, anak merasa nyaman. "Bunda orang nomor satu deh, paling bisa mengerti Dino"
"Papa orang nomor satu deh, paling bisa ndengerin Andre, mau main game bareng, mau mendengarkan cerita buku bacaan Andre, dsb"
"Mama orang nomor satu buat Sandra, paling bisa mengerti bagaimana perasaan Sandra, bisa memberi masukan buat Sandra dan mendengarkan keluh kesah Sandra"
Setelah itu, anak akan merasa nyaman, bilang terima kasih mama, terima kasih papa, thank you mom, thank you dad, dsb karena perlakuan yang anak terima dari orang tuanya begitu baik, begitu nyaman, begitu perhatian dsb.
Jangan sampai ketika anak punya pertanyaan, ia malah bertanya ke orang lain, atau teman yang belum tentu bisa menjawab dengan baik dan belum tentu jawaban itu bisa dipertanggungjawabkan. Kadang anak yang memasuki usia remaja, merasa malu bisa mesti bertanya ataupun bercerita kepada orang tuanya, yang akhirnya mereka bertanya kepada teman dan orang lain.
Teman-teman pengunjung seputarduniaanak.blogspot.com itu semua teori ya. Dalam prakteknya sehari-hari tentu tak semudah yang kita baca dari artikel di atas. Apalagi bagi yang anaknya sangat kritis bertanya. Ada beberapa komentar juga dari teman-teman yang mempunyai anak sangat kritis dalam bertanya. Kadang kita dituntut untuk belajar lebih banyak lagi karena datangnya pertanyaan dari anak.
Berikut ini adalah gambaran dan beberapa jawaban ‘cerdas’ pertanyaan-pertanyaan sulit dari buah hati Anda:
“Mengapa aku tak boleh menonton film itu, mama?” (sambil menunjuk film dewasa). Anda harus menjelaskan bahwa film dibuat dalam beberapa jenis: film untuk anak-anak dan film untuk orang dewasa. Jelaskan bahwa dalam film dewasa mungkin ada adegan/cerita/dialog yang menakutkan yang bisa mengganggu pikiran. Jika anak Anda sudah cukup besar, jelaskan adegan dewasa yang mungkin ada di film untuk orang dewasa.
“Kenapa Nenek Meninggal?” Jangan bilang bahwa orang meninggal berarti sedang tidur lama. Salah-salah anak justru takut tidur. Jelaskan, bahwa yang hidup pasti akan mati. Jika ia sedih, biarkan ia lampiaskan kesedihannya. Anda bisa menenangkan dengan mengatakan, “Meskipun nenek tidak bersama kita lagi, kenangannya tetap ada di foto-foto yang kamu simpan kan? Yuk kita doain agar nenek bahagia di surga”. Jelaskan pula bahwa bersedih karena kehilangan orang yang kita sayangi adalah suatu hal yang biasa, normal dan wajar.
“Apa itu kondom, Papa?” Jangan panik. Jika anak Anda sudah bersekolah, gunakan gambar yang menunjukkan bentuk organ tubuh pria dan wanita. Katakan bahwa kondom digunakan oleh pria untuk menghindari kehamilan atau penularan penyakit yang tidak diinginkan.
“Apakah aku boleh berbohong?” Jika anak bertanya demikian, berarti ia sudah siap menerima penjelasan bahwa di dunia ini tidak selamanya hitam dan putih, ada abu-abu. Namun tegaskan bahwa kebohongan yang diperbolehkan adalah kebohongan untuk menjaga perasaan orang lain. Beri contoh, misalnya dengan mengatakan, “Apakah kamu ingat ketika Andre membawa makanan untuk kita? Saat dia Tanya apakah kamu suka masakannya, tentu demi sopan santun dan menjaga perasaan Andre, kamu harus menjawab ‘ya’ meskipun kamu sama sekali tidak suka sayur.”
Yang perlu Anda tekankan adalah bahwa berbohong sama sekali tidak baik jika alasannya untuk menghindar dari hukuman atau menyembunyikan kesalahan.
Semoga bermanfaat!
Baca juga yang ini yuk!
Tanda-tanda anak berbohong.
Mengajarkan kejujuran pada anak.
Reaksi anak-anak pada kematian.
hehe..... setuju XD sabar aja sambil milih kata-kata yang tepat- yang mudah dimengerti menggunakan bahasa sederhana mereka XD ...
ReplyDeleteIya juga, kadang sulit membaca cara berpikir anak kecil :D
ReplyDeletesetuju saiiambak.. terlebih lagi kita emang gag bole pake 'negasi' dalam bentuk apapun... karena itu akan terekam dalam memori jangka panjang si anak.. makanya cenderung mereka yg selalu dapet 'negasi' dari ortunya maka akan cenderung brutal nanit besarnya ;(
ReplyDeleteKlo ponakanku yg masih kecil nanya, aku langsung senyum dan bilang, ehhh pinteerrrr..... kita beli cokelat yukkk.... *langsung berusaha ngalihin pertanyaan klo aku gak bisa jawab hahahaha... untungnya gak pernah ada kata protes paling mukanya yg tau2 bengong terus teriak ayooooo om hahaha.... :) selamat.... selamat....
ReplyDeleteItu ceritaku, apa ceritamu *hayah praangggg
bagus sekali tips cara menjawabnya, aku akan cobain praktekan nih
ReplyDeletetips nya bagus banget nih buat persiapan saya kalo sudah menikah hehehe
ReplyDelete@ lavhalitya, yups.
ReplyDelete@ krozbonek, namanya juga anak lagi belajar, :)
@ Belajar Photoshop, takutnya juga anak akan alim kalau di tengah keluarga, giliran di luar rumah kelakuannya bertolak belakang. Moga jangan sampai deh :)
@ Ferdinand, itu udah latihan buat nanti ngadepin anak sendiri :)
Tapi tidak semua anak bisa begitu juga loh, ada juga yg kritis kalau bertanya.
kalau jawab jujur mungkin jawabannya belum pantas untuk mereka, tapi setidaknya jangan bohong :D
ReplyDeletememang menghadapi anak itu gampang2 susah...sebagian org tua mengabaikan cara2 yg terbaik danlebih cenderung mengarah kekerasan / emosi
ReplyDeleteTipsnya oke banget, bahasa anak bayi emang lucu-lucu. Bikin kita penasaran arti apa yg sebenerya dia lagi bicarakan B)
ReplyDeleteyang penting tetap perhatian yah, tidak dibentak2 ehehee, nanti kalo dibentak ga mau tanya2 lagi deh :D
ReplyDeletemakasih infonya . .
Terimakasih sharenya,..
ReplyDeleteBuah hati kadang lebih kritis saat ini
Ngurus si kecil emang susah.... info seperti ini sangat dibutuhkan seorang ibu seperti diriku.
ReplyDeletedari pada boong...
ReplyDeletebagus kita mengulur2 waktu....
tunggu saat yg tepat baru di jawab...
yah itu juga diperlukannya kualitas pertemuan dengan anak...para ortu perlu banyak menambah wawasannya dalam mengatur itu...jadi gak keteter dengan anaknya..
ReplyDeletesalam mba Nar....^__^
Selamat Idul Fitri.. mohon maaf lahir batin. Semoga Allah SWT menagampuni dan melimpahkan rahmatNya pada kita. Amin.
ReplyDelete~Reni dan Shasa~
Dengan tulus dan ikhlas dari sanubari
ReplyDeleteSaya mengucapkan selamat Idul Fitri
Mohon maaf lahir dan batin
mohon maaf lahir dan batin :)
ReplyDeletebreadcrumbs sebenarnya navigasi untuk pengunjung/pembaca blog, biar mereka tahu posisi mereka di blog
nah breadcrum yg pakai tanda > lebih mudah dikenali google, dan biasanya akan muncul di mesin pencari google
maaf baru berkunjung balik kawan,makasih infonya.susah juga kalau anak tanya neko-neko :D
ReplyDeleteberkunjung dan menyalami, selamat hari raya idul fitri 1432 hijriah.
ReplyDeletemohon maaf lahir bathin
salam ^_-^
jawaban jujur emang terkadang menjadi jawaban paling baik buat si anak deh.. disampaikan pake bahasa anak juga tentunya.
ReplyDeletebelom punya anak.. jadi belom ngerasa ditanya aneh-aneh
hmm..
ReplyDeleteanak belum lahir..
kira2 kalo dia udah pinter ngoceh, dia nanti mau tanya apa ya??
aku juga bingung kalo ditanya..
tiap hari kerjaanku nanya, walopun sudah tau tapi juga harus nanya.. :D
. humpp'z saya setuju dengan acara anda itu .
ReplyDelete. untuk menghadapi perkataan anak .
. makasih iya sudah mau berbagi tips
. sallam kenal
bagus saya setuju
ReplyDeleteIdem ah sama yg diatas....
ReplyDelete"Bagus Saya Setuju dengan anda"
Sok baku wkwkwk.... happy Friday Mbak...
makasih ya atas infonya :)
ReplyDeletemantap gan artikelnya coz ane sering kesulitan jawab keponakan ane yang kecil setiap dia nanya..
ReplyDeleteoh ya gan, ane izin copas..mampir gan..
http://gazzaspot.blogspot.com