Pernahkah saat Anda sedang mengerjakan suatu pekerjaan yang sedang nanggung, lalu si anak merengek? pasti teman-teman pada menjawab pernah.
Terus apa yang Anda lakukan? tentu jawaban dari Anda semuanya beragam, misalnya:
- ada yang segera meninggalkan pekerjaan dan segera menolong si anak,
- ada yang menjawab sebentar ya nak, nanggung nih,
- ada yang menjawab, adik main dulu ya, bunda bentar lagi selesai koq, adik anak pinter deh,
- dan ada juga yang membentak, diem bisa nggak sih! (waduh galak amat yak)
Si kecil merengek bisa karena banyak sebab, misalnya bertengkar dengan kakaknya, bosen karena di cuekin orang tuanya, karena mengantuk dll. Kalau dicari penyebabnya lebih jauh, mengapa si kecil merengek? paling banyak jawabannya ya, karena si anak minta perhatian. Kayaknya pengunjung seputarduniaanak.blogspot.com pada setuju dengan jawaban ini.
Para ibu rumah tangga kadang merasa kesulitan menghadapi anak yang merengek, terutama jika jarak usia anak sangat dekat. Misalnya anak tidak punya saudarapun, kalau anak merengek kadang kita kewalahan. Emosi bisa saja terpancing, namun membentak anak bukanlah cara yang baik untuk perkembangannya.
Sebaiknya seorang ibu harus belajar melatih diri mengontrol emosi. (orang tua aja mesti belajar ya?)
Caranya bisa beragam, kuncinya hadapi anak dengan tenang, sabar, dan kasih sayang.
Nikmatilah menjadi ibu, perhatikan hal-hal kecil yang dilakukan anak, misalnya saat anak makan tapi belepotan kemana-mana, atau saat anak belajar menggambar, dll. Apalagi kalau si kecil masih baby, sedang lucu-lucunya, mengamati setiap detik perkembangannya tentu merupakan hal yang sangat menakjubkan. Moment seperti itu takkan terulang. Terlebih bila Anda bisa mengabadikannya dengan camera atau camcorder, subhanallah...video tersebut diputar ulang 10 thn mendatang, tentu itu merupakan hal yang sangat indah, seperti memutar film kehidupan, fase tumbuh kembang si kecil.
Jadi, ketika anak merengek, hadapilah anak dengan kesabaran, dan bukan bentakan atau mengeluarkan kata-kata kasar.
Kita sebaiknya memahami bahwa perilaku anak muncul karena nalurinya sebagai anak-anak. Orang dewasa, dalam hal ini ibu, sebaiknya menanggapi perilaku anak dengan tepat.
Emosi atau rasa jengkel ibu yang biasanya terpancing perilaku anak bisa disalurkan dengan berbagai aktivitas yang positif. Yang positif loh ya! bukan membanting pintu atau piring, kalau itu tindakan negatif.
Alihkan emosi Anda dengan mengerjakan pekerjaan lain seperti mencuci perabotan, menyikat kamar mandi, mengepel, atau apa pun yang mengalihkan emosi. Hal ini tentu jauh lebih bermanfaat daripada menumpahkan emosi kepada anak-anak, apalagi pakai kekerasan, jangan ya!
Hal seperti di atas tentu tidak mudah dalam pelaksanaannya, tetapi Anda harus selalu ingat bahwa apa yang dilakukan Anda, apa yang dilakukan orang tua, apa yang dilakukan oleh orang-orang disekeliling si anak, tentu semuanya akan direkam oleh anak.
Nah, tentu Anda gak mau kan saat Anda memarahinya atau membentaknya dan si anak merekamnya sepanjang masa? Bahkan tak sedikit anak yang trauma. Oleh karena itu, jika emosi, salurkanlah dengan sesuatu yang positif, maka anak akan merekam hal positif pula.
Jika mengingat itu semua, tentu kemudian muncul rasa bersyukur. Ingatlah saat Anda mengandungnya, saat awal-awal kehamilan si anak Anda bersusah payah, mabuk dll, ingatlah saat melahirkannya, saat ia terbaring sakit, saat ia tertidur lemah di rumah sakit, dll. Ibu bersyukur masih bisa menikmati tangisan anak, yang tidak akan ditemuinya lagi saat anak remaja.
Lalu dekaplah si anak, belai dengan penuh kasih sayang, beri kecupan kasih, beri penjelasan dengan bahasa yang mudah di terima anak. Dengan demikian anak merasa tenang, merasakan belaian kasih sayang orang tua, bersyukur karena orangtuanya bersikap baik, orang tuanya selalu bisa menenangkannya.
Artikel di atas bukan untuk menggurui ya! narti juga masih belajar jadi orang tua koq.
Semoga tips/cara menenangkan anak yang merengek di atas bermanfaat!
Baca juga yang ini yuk:
Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Saat anak merekam pembicaraan Anda.
jangan pernah memarahi anak.. yang penting kan memberi pengertian kepada anak dengan bahasa yang paling mudah diterima sesuai usianya.
ReplyDeletetegas, tapi lembut..
kalo bule bilang : firm and gentle
aih, cocok buat yang udah punya anak nih artikel..
dah lama gak berkunjung ke blog temen2....akhirnya bisa BW lagi...
ReplyDelete@Gaphe: lu kapan nyusul punya anak hahaa...
ReplyDeleteUpz maaf malah jadi nanggepin gaphe, eum, dari 4 point itu udh pernah dica semua ya mbak? Semoga yang terakhir nggak ya, klo cuma marah karna bandel sih gpp, cuma klo ampe dibentak apalagi dikerasin wadih kasian bisa keganggu mentalnya *berasa psikolog ha...
Btw, hp ku yg ngaco apa emank template blog ini ganti ya? Hhe...
Happy sunday...
jangan marah ketika kita memarahi seorang anak :)
ReplyDeleteharusnya gitu kan?!?! :)
@ Gaphe, yang belum menikah, artikelnya buat persiapan, hihi.
ReplyDelete@ Djangan Pakies, setuju Pak.
@ bolehngeblog, :)
@ Ferdinand, kadang kita membaca di koran atau dengar dari media, gara-gara anak nakal/rewel ortu main pukul, cekik, dll. Ngeri kan?
Padahal anak melakukan itu juga mesti ada penyebabnya, misalnya minta perhatian.
Iya, jangan sampai marah pakai kekerasan, anak bisa trauma hingga dewasa.
Template habis dicat tadi :)
@ Belajar Photoshop, iya, marahnya dengan lembut dan kasih sayang aja. (susah pada prakteknya loh).
Mungkin lebih baiknya, sesuaikan dengan tingkat nakalnya anak, kalau cuma anak merengek jangan sampailah pakai kekerasan.
Nah, masalahnya adalah ketika si anak merengek karena minta dibeliin mainan mahal :D
ReplyDeleteSi ortu harus kerja keras tuh buat beri pengertian ke anaknya, hihiih... :D
Iya ya Mbak, sayangnya klo ngeliat berita di media, justru banyak orang tua yang bukan hanya membentak anaknya tapi juga melakukan kekerasan terhadap mereka...
ReplyDeleteOOT: bener ternyata ganti Template haha... sayang aku gak punya pikiran untuk gonta2 Template blogku dari awal dulu haha, jadi mau diapain juga tetep betah sama Template yang warnanya suram itu haa..
Oiya untuk Home, Older, dll setelah kucek emank sengaja di Blank sama yg bikin tempalate, mungkin pengen dibikin lebih friendly untuk mobilenya... jadi apus yg bagian Blank Transparantnya aja Mbak hhe.. :)
yg sriptnya satunya nanti ya aku kirim via E-mail...
@ Zippy, nah itu dia, ini PR juga buat para orang tua, apalagi jika anak pakai gulung2 di lantai mall/supermarket.
ReplyDelete@ Ferdinand, makasih banyak ya.
ReplyDeleteeditnya belum ketemu nih :(
tips yang sangat berguna bagi saya yang mempunyai 2 orang buah hati yang masih suka merengek, tengkyu mbak...
ReplyDeletegood article, permission save this article oke?
ReplyDeleteSaya rasa akan lebih tepat kalo judulnya "Cara Menenangkan Orang Tua yang Anaknya Suka Merengek"
ReplyDelete