Powered by Blogger.


Berbagai Gaya Orang Tua

>> Monday 9 March 2009

Kondisi ketidakpatutan dalam memperlakukan anak telah melahirkan berbagai gaya orang tua (Parenting Style) yang melakukan kesalahan 'miseducation" terhadap pengasuhan pendidikan anak-anaknya.
Elkind (1989) mengelompokkan berbagai gaya orang tua dalam mengasuh anak, antara lain:

1. Gourment Parents (ortu borju)

Mereka adalah kelompok pasangan muda yang sukses. Memiliki rumah bagus, mobil mewah, liburan ke tempat-tempat eksotis di dunia, dengan gaya hidup kebarat-baratan. Apabila menjadi orang tua maka mereka akan cenderung merawat anak-anaknya seperti halnya merawat karir dan harta mereka. Penuh dengan ambisi! Berbagai macam buku akan dibaca karena ingin tahu isu-isu mutakhir tentang cara mengasuh anak. Mereka sangat percaya bahwa tugas pengasuhan yang baik seperti halnya membangun karier, maka superkids merupakan bukti dari kehebatan mereka sebagai orang tua.
Orang tua kelompok ini memakaikan anak-anaknya baju-baju yang mahal bermerk terkenal, memasukannya ke dalam program-program ekslusif yang prestisius. Keluar masuk restoran mahal. Usia 3 tahun anak-anaknya sudah diajak tamasya keliling dunia mendampingi orang tuanya. Jika suatu saat kita melihat sebuah sekolah yang halaman parkirnya dipenuhi oleh berbagai merk mobil terkenal, maka itulah sekolah dimana banyak kelompok orang tua gourment menyekolahkan anaknya.

2. College Degree Parents (ortu intelek)

Kelompok ini merupakan bentuk lain dari keluarga intelek yang menengah keatas. Mereka sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Sering melibatkan diri dalam berbagai kegiatan di sekolah anaknya. Mereka percaya pendidikan yang baik merupakan pondasi dari kesuksesan bidup. Terkadang mereka juga tergiur menjadikan anak-anak mereka superkids. Terkadang mereka juga memasukkan anak-anak mereka ke sekolah mahal yang prestisius sebagai bukti bahwa mereka mampu dan percaya bahwa pendidikan yang baik tentu juga harus dibayar dengan pantas. Kelebihan kelompok ini adalah sangat peduli dan kritis terhadap kurikulum yang dilaksanakan di sekolah anak-anaknya. Dan dalam banyak hal mereka banyak membantu dan peduli dengan kondisi sekolah.

3. Gold Medal Parents (ortu selebritis)

Kelompok ini adalah kelompok orang tua yang maenginginkan anak-anaknya menjadi kompetitor dalam berbagai gelanggang. Mereka sering mengikutkan anaknya ke berbagai kompetisi dan gelanggang. Ada gelanggang ilmu pengetahuan seperti Olimpiade Matematika dan sains. Ada juga gelanggang seni seperti ikut menyanyi, kontes menari, terkadang kontes kecantikan. Berbagai cara akan mereka tempuh agar anak-anaknya dapat meraih kemenangan dan menjadi 'seorang bintang sejati'. Sejak dini mereka persiapkan anak-anaknya menjadi Sang Juara.
Banyak kasus yang mengenaskan menimpa diri anak akibat perilaku ambisi kelompok gold medal parents ini. Gold medal parents menimbulkan banyak bencana bagi anak-anak mereka!

4. Do it Yourself Parents

Merupakan kelompok orang tua yang mengasuh anak-anaknya secara alami dan menyatu dengan semesta. Mereka sering menjadi pelayan profesional di bidang sosial dan ibadah. Kelompok ini menyekolahkan anak-anaknya di sekolah negeri yang tidak begitu mahal dan sesuai dengan keuangan mereka. Mereka juga bermimpi menjadikan anak-anaknya superkids. Dalam kehidupan sehari-hari anak-anak mereka diajak mencintai lingkungannya. Mereka juga mengajarkan merawat dan memelihara hewan atau tumbuhan yang mereka sukai. Kelompok ini merupakan kelompok penyayang binatang dan mencintai lingkungan hidup yang bersih.

5. Outward Bound Parents (ortu paranoid)

Mereka memprioritaskan pendidikan yang dapat memberi kenyamanan dan keselamatan kepada anak-anaknya. Tujuan mereka sederhana, agar anak-anaknya dapat bertahan di dunia yang penuh permusuhan. Dunia di luar keluarga mereka dianggap penuh dengan marabahaya. Jika mereka menyekolahkan anak-anaknya maka mereka lebih memilih sekolah yang nyaman dan tidak melewati tempat-tempat tawuran yang berbahaya. Kelompok ini kadang terpengaruh dan menerima konsep superkids. Mereka mengharapkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang hebat agar dapat melindungi mereka dari segala mara bahaya. Terkadang memasukkan anak-anaknya mengikuti karate, yudo, pencak silat sejak dini untuk melatih kecakapan.
Mereka terlalu berlebihan melihat marabahaya di luar rumah tangga mereka, mudah panik dan ketakutan melihat situasi yang selalu mereka pikir akan membawa dampak buruk kepada anak-anak. Akibatnya anak-anak mereka menjadi 'steril' dari lingkungannya.

6. Prodigy Parents (ortu instant)

Merupakan kelompok orang tua yang sukses dalam karier namun tidak memiliki pendidikan yang cukup. Mereka memandang kesuksesan mereka dibidang bisnis merupakan bakat semata. Oleh karena itu mereka juga memandang sekolah dengan sebelah mata, hanya sebagai kekuatan yang akan menumpulkan kemampuan anak-anaknya. Mereka memandang anak-anak mereka akan hebat dan sukses seperti mereka tanpa memikirkan pendidikan seperti apa yang cocok diberikan kepada anak-anak mereka. Mereka mudah terpengaruh kiat-kiat atau cara-cara unik dalam mendidik anak tanpa bersekolah. Buku-buku instant dalam mendidik anak sangat mereka sukai.

7. Encounter Group Parents (ortu ngerumpi)

Merupakan kelompok orang tua yang memiliki dan senang pergaulan.
Mereka terkadang cukup berpendidikan namun tidak cukup berada atau terkadang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Terkadang juga merupakan kelompok orang tua yang kurang bahagia dalam perkawinannya.Mereka menyukai dan sangat mementingkan nilai-nilai relationship dalam membina hubungan dengan orang lain. Mereka membuang-buang waktu dengan kelompoknya sehingga mengabaikan fungsi mereka sebagai orang tua. Mereka berharap anak-anak mereka jadi superkids. Namun banyak dari anak-anak mereka biasanya kurang menampilkan minat dan prestasi yang diharapkan.

8. Milk and Cookies Parents (ortu ideal)

Merupakan kelompok orang tua yang memiliki masa kanak-kanak yang bahagia, memiliki kehidupan masa kecil yang sehat dan manis. Mereka cenderung menjadi orang tua yang hangat dan menyayangi anak-anaknya dengan tulus. Mereka juga sangat peduli dan mengiringi tumbuh kembang anak-anak mereka dengan penuh dukungan. Mereka memenuhi rumah tangga mereka dengan buku-buku, lukisan dan musik yang disukai anak-anaknya.
Mereka berdiskusi di ruang makan, bersahabat dan menciptakan lingkungan yang menstimulasi anak-anak mereka untuk tumbuh mekar disegala potensi dirinya. Anak-anak mereka pun meninggalkan masa kanak-kanak dengan penuh kenangan indah.
Kehangatan hidup berkeluarga menumbuhkan kekuatan rasa yang sehat pada anak untuk percaya diri dan antusias dalam kelompok belajar.
Kelompok ini merupakan kelompok orang tua yang menjalankan tugasnya dengan patut kepada anak-anak mereka. Mereka begitu yakin bahwa anak-anak membutuhkan proses dan waktu untuk dapat menemukan sendiri keistimewaan yang dimilikinya.
Dengan kata lain mereka percaya bahwa anak sendirilah yang akan menemukan sendiri kekuatan di dirinya. Bagi mereka setiap anak adalah benar-benar seorang anak yang hebat dengan kekuatan potensi yang juga berbeda dan unik.

"ANAK ADALAH ANUGERAH TUHAN...SEBAGAI HADIAH KEPADA SEMESTA ALAM, TETAPI CITRA ANAK DIBENTUK OLEH SENTUHAN TANGAN-TANGAN MANUSIA DEWASA YANG BERTANGGUNG JAWAB"

Kesimpulannya aku termasuk tipe orang tua yang mana ya??
Semoga kami menjadi orang tua yang tepat dalam mendidik dan membimbing anak-anak kami ke jalan yang benar sesuai petunjuk-Mu ya Allah. Amiiinn.

Catatan: diambil dari berbagai sumber.

tags: gaya orang tua, macam-macam kelompok orang tua.

8 comments:

Unknown 23 March 2009 at 12:54  

wah aku jd bisa ngerti nih, bagaimana ortu yang baik, thank's ya sharenya

uciex's forever 24 March 2009 at 13:28  

aku termasuk yang mana ya?????

Maspri 1 August 2009 at 18:40  

Wah aku yang mana ya.... Nice blog

narti 1 August 2009 at 19:34  

@ si kumb@ng, sama-sama, makasih juga.
@ uciex's forever & Maspri, makasih komentarnya.

mytelcoit 30 December 2009 at 06:32  

Masing-masing dari type itu bisa dilatih atau sudah 'bawaan' ?

narti 18 January 2010 at 11:36  

@ mytelcoit, bawaan bisa juga, pengaruh didikan dari ortu dahalu juga bisa.

Post a Comment

* Terima kasih sudah berkunjung ke seputarduniaanak.blogspot.com
* Maaf, komentar ditutup

  © Seputar Dunia Anak Since February 14, 2009

Privacy Policy | Back to TOP  

Please Visit Again!