5 Kebiasaan Buruk Ayah Dan Ibu
>> Tuesday, 7 April 2009
1. Terlalu Banyak Negosiasi
Banyak orangtua merasa sudah bersikap adil dan demokratis ketika bertanya kepada anak-anaknya tentang segala hal. Mulai dari soal pakaian yang ingin dikenakan, sampai soal menu untuk makan malam. Ini merupakan kebiasaan, terutama bagi orangtua yang bekerja, karena merasa bersalah karena tak ada di rumah.
Tetapi yang mengejutkan para ibu dan ayah, anak-anak sebenarnya ingin diberitahu mengenai apa yang harus dilakukan, dan justru jadi takut berpendapat bila terus ditanyai. Jika orangtua harus mengambil keputusan, banyak dari mereka melakukan kesalahan dengan mencoba memberi banyak alasan, sementara anak-anak akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menguasai orangtuanya.
Begitu sudah menetapkan keputusan, beri penjelasan singkat. Lakukan kontak mata dan sampaikan pernyataan dengan jelas, di dalam 30 kata atau kurang, mengapa aturannya harus begitu. Kesalahan lainnya adalah pada saat orangtua menyampaikan permintaan yang terdengar seperti pilihan.
Jika ingin anak mandi tetapi ucapan terdengar seperti pertanyaan, anak akan memanfaatkannya dengan mengatakan "tidak". Kita tidak perlu merasa bersalah jika harus menyuruh anak mandi, karena itu sudah menjadi bagian dari tugas sebagai orangtua.
2. Tak Pernah Membiarkan Anak Merasa Bosan
Seberapa sering, sih, Si Kecil merengek, "Saya bosan, saya bosan!" dan Anda merasa seolah-oleh ini salah Anda? Banyak para ibu dan ayah merasa gagal jika tidak bisa menstimulasi anak-anaknya.
Zaman sekarang, banyak orangtua sering merasakan kebutuhan untuk mengelola kehidupan anak-anaknya di setiap hal. Dan kini, anak-anak lebih banyak berada di dalam rumah daripada bermain di luar, dan orangtua merasa bertanggung jawab untuk membuat Si Kecil makin sibuk.
Padahal, anak-anak perlu merasa sedikit bosan. Dengan begitu, akan mengajarkan kepada mereka untuk mampu berpikir kreatif dengan waktu yang dimiliki, serta belajar bahwa kehidupan tak selalu menyenangkan.
Anda pun perlu mengingat, "Saya bosan!" kadang-kadang bisa berarti lain. Sering kali seorang remaja yang mengatakan bosan dan menggunakan kata-kata ini sebagai senjata untuk mengganggu orangtuanya, atau sebagai cara untuk menghindar dan pergi dari rumah.
3. Membelikan Segala Yang Anak Minta
Anak sering mengadu kepada orangtuanya dengan mengatakan, dirinya adalah satu-satunya anak di dalam kelas yang tak punya sepatu merek tertentu atau permainan komputer.
Banyak orangtua lalu membanjiri anak-anaknya dengan hadiah, dan membuat anak jadi tak menghargai uang. Ini sangat berbahaya bagi para orangtua bekerja yang menggunakan hadiah sebagai pengganti dari ketidakhadirannya.
Akibatnya, anak-anak akan memanfaatkan rasa bersalah orangtuanya. Jika anak-anak sangat menginginkan sesuatu, biasakan mereka menabung dari uang jajannya dulu. Inti pelajaran bagi anak, jika mendapatkan sesuatu dengan susah payah, mereka akan lebih menghargainya.
4. Terlalu Memaksakan Kehendak
Orangtua selalu berkata, keberhasilan yang dicapai sang anak berasal dari diri mereka. Akibatnya, orangtua merasa sudah melakukan yang terbaik bagi anak-anaknya, padahal ternyata mereka melakukan hal yang membahayakan bagi anak-anak.
Banyak orangtua yang merasa keberhasilan anaknya merupakan refleksi dari dirinya. Anda harus bertanya pada diri sendiri, "Kebutuhan siapa yang paling dipentingkan? Anda atau anak?
Jika dukungan berubah menjadi tekanan, anak-anak justru bisa menjadi gelisah dan prestasinya mulai mundur. Mereka juga dapat mengalami gejala stres, seperti sakit perut yang tak jelas, sembelit, tak dapat tidur, gangguan tidur dan mimpi buruk.
Pada anak-anak yang sensitif, harapan orangtua yang terlalu tinggi agar anak-anak menjadi seperti orang tuanya juga dapat menurunkan rasa percaya diri mereka. Bahkan, walaupun anak-anak melakukannya dengan baik untuk jangka waktu yang pendek, mereka mungkin akan memberontak dan melakukan hal yang berlawanan di usia remaja.
Oleh karena itu, biarkan anak bermain dengan bebas, tanpa tekanan apapun agar berhasil baik. Berikan kesempatan dan biarkan mereka berkembang sesuai usianya.
5. Tak Pernah Bilang Kata Tidak
Banyak orangtua terperangkap dengan berpikir, mengatakan ‘ya' kepada setiap permintaan anak-anak akan membuat mereka bahagia. Masalah juga kerap terjadi kepada orangtua yang dibesarkan di dalam keluarga yang sangat keras, dan ingin menerapkan hal berbeda kepada anak-anaknya.
Jika tak dapat mengatakan ‘tidak', Anda tidak melakukan tugas sebagai orangtua dengan benar. Begitu Anda mengatakan ‘tidak', hal yang paling penting adalah konsisten dan tidak mengubah pikiran. Sebab bila tidak begitu, anak-anak akan memanfaatkan kelemahan Anda.
Sumber: Nova.
tags: kebiasaan buruk ayah dan ibu, kelemahan orang tua pada anak-anak, dampak orang tua yang suka memaksakan kehendak pada anak.
26 comments:
menyayangi si buah hati memang tidak harus dengan meluluskan permintaannya....,
artikel bagus yang sangat berguna buat saya
makasih mbak..........
makasih sharenya mbak...
wah bermanfaat banget niy...
wahh.. mantep ni postingannya... hehe.
ternyata menjadi orang tua itu sangat perlu banyak tips dan triknya. nice posting ...
ini nih artikel yg awalnya sepele
tp setelah jadi orang tua, sgt kita butuhkan thank`s ya
boleh copy paste ga?atau share gmn caranya , maklum baru belajar blogging.mhn infonya
Nice artikel...
Mampir ke blog aku, topik kita sama, tentang bayi.
http://baca-dulu-ah.blogspot.com
Nah iya tuh mba..heheh..memang susah yah jadi orang tua.
serba salah deh, dibilang tidak tapi anak merengek, dibilang iya tapi kita tau kalau tidak baik.
Seperti kalau minta jajanan yang manis2 adduuuhhh bisa2 aku adu kuat2an deh sama anak..sekalian mesti muka tembok banget (gara2 diliatin orang se toko)
aku juga gitu kalo anakku minta yg aneh" contohnya cemilan yg sebagian banyak bahan pengawetnya aku muka tembok...alihin ke pojok buah"an aja skalian belajar nama" buah
orang tua memang suka sekali memaksakan kehendaknya contohnya aku kadang" hehehe....contohnya anakku mau susu rasa coklat yg manis banget sdgkan aku pilih susu rasa vanilla yg ga manis bgt....tapi karena memang demi kebaikan anakku dan aku jelasin anakku si nurut aja...tapi kalo uda urusan mainan anakku ga bisa dkompromi hehehe
iya jangan terlalu memanjakan anak nanti kebiasaan ya
emang ga gampang jd ortu harus bisa pinter2 liat situasi, kadang kala kita harus tegas, kadang kala kita harus bersahabat...
Klo soal makanan sih aku tegas, mana yg tidak mana yg boleh, ga mau sampe nyesel kasih anak jajan sembarangan
iya kayak anakku sukanya jajan tp aku bilang jajan ga boleh tp ngotot tetep aku ga bolehin khan makanan kl jajan blm tentu bersih dan pasti banyak campurannya
Emang nih kadang suka kasih anak bebas pilih, giliran pilihannya kita ga suka eh anak malah jd merengek, td katanya suruh pilih,,,da pilih malah ga boleh *tepok jidat*, jd serba salah, jd harus jelasin lg knp ini ga boleh, jd yg ini saja, bla bla...
iya aku suka berantem kl anakku ga mau makan tp aku siasati hrs minum susu tp maunya yg manis padahal khan ga baik juga terlalu banyak mengkonsumsi yg manis ....jd aku cari susu yg terlalu manis akhirnya mau juga dia drpd disuruh manis
Klo ke supermarket tuh yg harus tegas, soalnya anak lsg deh berhamburan menuju rak cemilan, mana yg dipilih yg manis2, yg banyak mengandung gula tambahan, akhirnya suruh balik2in lagi, aku ga mau anak sampe obesitas karna jajan makanan yg banyak gula tambahannya
Kakakku pernah bilang. kalau anak merengek minta cemilan2 yang (sebenarnya) kita tau gak baik lalu kita turuti.
Sebenarnya itu demi anak atau demi orang tuanya supaya gak malu?
heheh..sejak itu, aku gak pernah peduli lagi pandangan orang. biarkan saja. yang penting kan kita berusaha memberi yang terbaik untuk anak.
yap.. emang gak harus nurutin kemauan si kecil.. nurutin kemauan gak slalu bisa dibilang baik.. harus agak lebih tegas sedikit kalau udah soal anak.. :D
wah.. nice artikel.. :D
emang sbagai ortu kudu pinter2 deh.. :D
kalau saya sih.. untungnya anaknya pintar makan dan minum susunya.. :D
jadi dari awal dah dididik...
kalau mau nonton tv.. harus pinter makan dan minum susunya.. :D
aku paling ga setuju bgt tuh orangtua yg terlalu memaksakan kehendak dan yg membelikan segala sesuatu yg diinginkan, karena keduanya bisa bikin anak jadi keras kepala nantinya, percaya deh!!
wah ribet banget deh ngurus anak balita sampe umur2 10 tahunan gitu, karena yg dia mau lagi macem2, dan lagi belajar berpendapat. kita harus super sabar dan kasih mereka kesempatan untuk ngutarain pendapat..
wah artikelnya bagus, makasih yg udah buatin.. :))
thank you, artikelnya berguna bgd buat para orang tua..kebetulan saya ini adalah seorang ibu yang bekerja jadi paling hanya dimalam hari saya ketemu dengan anak saya biasanya weekend kita selalu jalan sekeluarga dan saya selalu menuruti apa yang anak saya inginkan untuk membuatnya senang, tapi kalau untuk urusan yang makanan saya tetap pilih2 terutama untuk makanan yang mengandung gula tambahan yang berlebihan
memang kadang saking sayangnya sama anak,kita jadi ingin menuruti semua yg diinginkannya..
tapi kalau untuk masalah apa yang ingin dikonsumsi anak,orangtua tidak boleh kalah sama anak..
karena kalau dibiarkan,bisa2 anak jadi obesitas..
hhmmm...selama apapun yang anakku minta bisa aku turuti, aku selalu berusaha menurutinya tapi anakku juga tau kalau udah urusan makanan aku paling anti sama yang namanya added sugar..jadi merekapun juga tau dgn sndrnya kalau dikasih permen sama orang juga pasti ditolak..
apa yang anakku minta selama aku bisa menurutinya pasti selalu aku turuti..tapi kalau soal makanan aku paling anti sama yang namanya added sugar..jadi dengan sendirinya merekapun juga tau kalau misalnya ditawari permen sama orang aja pasti ditolak takut anak jadi obesitas bun, kalau udah obesitas dan diabetes udh repot deh urusannya..
orangtua harus bisa mengarahkan anak pada hal2 yang baik khususnya bagi kesehatannya..seperti mengajarkan anak untuk makan yg kandungan gulanya alami..seperti buah dan sayur..dan juga memberikan anak susu yang tanpa gula tambahan..agar anak tidak beresiko obesitas dan diabetes..
Post a Comment