Powered by Blogger.


Tradisi Saling Memaafkan Lewat Halalbihalal

>> Wednesday 16 September 2009

LEBARAN telah menjadi semacam realitas sosial budaya dan keagamaan yang melahirkan daya tarik dan keunikan tersendiri. Dalam khazanah Islam, perayaan atau hari raya terbesar kaum muslimin sesungguhnya adalah Idul Adha atau Idul Kurban (10 Zulhijah) yang diistilahkan sebagai Id al-akbar (hari raya besar), bukan Idul Fitri (1 Syawal) yang diistilahkan sebagai Id al-ashghar (hari raya kecil). Akan tetapi di Indonesia khususnya, yang terjadi justru sebaliknya, Idul Fitri itulah yang dianggap sebagai hari raya terbesar umat Islam.

Merayakan Lebaran, bagi masyarakat muslim memiliki arti tersendiri dalam perjalanan hidupnya setiap tahun. Banyak keunikan dalam cara-cara merayakannya sehingga sering memunculkan berbagai tradisi dan budaya tersendiri yang semakin memeriahkan momen keagamaan ini. Kelahiran tradisi dan budaya ini tidak lepas dari unsur pemahaman manusia terhadap ajaran agamanya. Inilah barangkali setitik bukti rahmatan lil'alamin-nya Islam dalam realitas sosial budaya.

Namanya saja tradisi, apa yang terjadi dari tahun ke tahun tampaknya selalu saja menarik untuk diangkat kembali ke permukaan. Hal ini mengingat perjalanan waktu dan kondisi masyarakat yang selalu berubah, akankah tradisi itu masih terus ada? Sikap orang yang selalu melestarikan tradisi biasanya tidak menghiraukan adanya penjelasan ''ini lo yang sesungguhnya''. Namun apa kata mereka ''pokoknya ini sudah turun-temurun sejak nenek moyang''.

Tradisi silaturahmi saling memaafkan barangkali ini menjadi tren peristiwa Lebaran. Islam sebetulnya mengajarkan umatnya untuk bersilaturahmi maaf-memaafkan antarsesama dengan tidak membatasi waktunya. Mengapa kesadaran orang bersilaturahmi saling memaafkan sangat tinggi pada suasana Lebaran? Jawabnya adalah nilai ibadah puasa itulah yang membawa struktur kesadaran seseorang.

Saking ngetren perilaku silaturahmi pada suasana Lebaran, orang memiliki kewajiban untuk melakukannya. Pada satu sisi orang dituntut kewajiban, sedangkan pada sisi lain harus berbenturan dengan waktu yang terbatas. Namanya saja manusia sebagai makhluk berakal, dia membuat sebuah sarana pertemuan yang efektif dan efisien yang selanjutnya menjadi tradisi, yaitu tradisi halalbihalal.

Dilihat dari konsep aslinya, istilah dan kegiatan halalbihalal ini tidak muncul dari Alquran dan Hadis. Namun jika dilihat dari rohnya kegiatan, Alquran dan Hadis memberikan landasan untuk kegiatan ini. Halalbihalal yang diselenggarakan setiap tahun pada momen Syawalan, sekarang ini telah menjadi tradisi yang memiliki skala nasional. Hal ini sering kita saksikan bahwa kegiatan itu dilakukan mulai dari masyarakat terkecil tingkat RT sampai instansi pemerintah dan swasta bahkan sampai lingkup pejabat negara.

Rasulullah SAW sudah menjanjikan, siapa yang puasa Ramadhan dengan iman dan ihtisaban akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. Dengan arti kata, kalau kita berhasil mencapai seperti yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW tersebut, tentu pada hari Lebaran sudah terbebas dari segala macam dosa. Secara keyakinan, dosa-dosa yang berhubungan dengan Allah telah diampuni. Namun, manusia harus saling memaafkan agar dosa sesama diampuni-Nya pula. Di sinilah pentingnya silaturahmi untuk menggalang persaudaraan, saling terbuka maaf-memaafkan, dan berbuat baik dengan sesama.

Makna Memaafkan

Menahan marah, memaafkan, dan berbuat baik adalah kesatuan nilai yang mendasari ketakwaan. Menahan marah saja tanpa memaafkan bukan ciri orang takwa melainkan ciri orang pendendam. Berbagai penyakit fisik mental dimasak matang dalam dada orang yang menyimpan kemarahan. Karena itu, psikolog menyarankan untuk mencari cara paling aman untuk meredam kemarahan.

Menahan marah hanya dapat disembuhkan dengan memaafkan. Dale Carnegie, seorang penulis populer, saat menawarkan kiat untuk menghilangkan rasa cemas menulis, ''Anda tidak cukup suci untuk mencintai musuh-musuh Anda. Akan tetapi, demi kesehatan dan kebahagiaan Anda, lupakan mereka dan maafkan mereka.''

Namun, memaafkan tidak gampang. Kata para sufi, memaafkan harus dilatih terus-menerus. Sifat pemaaf harus tumbuh karena ''kedewasaan rohaniah''. Ia merupakan hasil perjuangan berat ketika kita mengendalikan kekuatan ghadhab di antara dua kekuatan : pengecut dan pemberang. Sifat pemaaf menghias akhlak para nabi dan orang-orang saleh. Rohani mereka telah dipenuhi sifat Tuhan Yang Maha Pengampun (To err is human, but to forgive is divine).

Memaafkan jelas tak bisa direkayasa secara artifisial dengan upacara pemutihan seperti halalbihalal. Maaf yang tulus lahir dari perkataan yang tulus kepada orang lain. Orang yang hanya memperhatikan dirinya tak akan pernah dapat memaafkan.

Pada hakikatnya, orang egois adalah anak kecil yang menduga bahwa dunia diciptakan untuk memenuhi keinginannya. Salah satu akibat buruk dari kekuasaan adalah anggapan pengkhidmatan orang lain pada dirinya adalah kewajiban.

Karena itu, untuk dapat memaafkan, kita harus memusatkan perhatikan kita kepada orang lain. Kita harus beralih dari pusat ego kepada posisi orang lain dari egoisme kepada altruisme. Orang-orang altruis, dalam Alquran disebut orang-orang yang berbuat baik (al-muhsinun). Nabi Muhammad sangat terkenal sebagai orang yang pemaaf. Beliau taburkan maafnya kepada orang-orang yang menyakiti dan yang mengusirnya dari tanah airnya.

Menahan marah tanpa memaafkan hanya akan menumpuk penyakit. Memaafkan tanpa berbuat baik hanya menyemarakkan ritus sosial. Menahan marah, memaafkan, dan berbuat baik harus dilakukan sekaligus.

Allah menjelaskan ketiganya sebagai karakteristik orang takwa. Namun ciri orang takwa bukan hanya suka memaafkan. Dia juga mampu meminta maaf. Tak jarang meminta maaf lebih sulit dari memaafkan. Karena itu, setelah ketiganya, Tuhan menjelaskan sifat berikut dari orang takwa: ''Orang-orang yang apabila berbuat keji atau berbuat dosa, mereka ingat kepada Allah dan meminta maaf atas dosa-dosanya. Siapa lagi yang mengampuni dosa selain Allah. Dan, ia tidak mengulangi lagi apa yang dikerjakannya padahal mereka mengetahuinya'' (QS 3:135). (92j)

(Oleh: Suliswiyadi, Dekan FAI Universitas Muhammadiyah Magelang, kandidat doktor UIN Yogjakarta)

Sumber: Suara Merdeka

tags: Id al-akbar, Id al-ashghar, tradisi silaturahmi, karakteristik orang takwa, halal bihalal, pentingnya silaturahmi, makna memaafkan, orang altruis/ al-muhsinun, tradisi halal bihalal.

Tambahan:

Kalau di Qatar sini lebaran lebih ramai Hari Raya Idul Adha daripada Idul Fitri. Libur sekolah untuk Idul Adha juga lebih lama (beda beberapa hari) bila dibandingkan dengan libur lebaran Idul Fitri. Tapi orang-orang Indonesia yang berada di Qatar sini ya tetap saja merayakan lebaran Idul Fitri lebih meriah daripada lebaran Idul Adha, seperti kebiasaan di Tanah Air.

Sebaiknya minta maaf tidak harus menunggu lebaran, kalau berbuat salah ya bersegeralah meminta maaf, berjanji tidak akan mengulanginya lagi, meminta maaf dengan sungguh-sungguh. Tapi tak ada salahnya kita saling memaafkan di saat lebaran tiba, biar hati kembali fitri, suci, bersih.



ketika tak mampu saling berjabat tangan
ungkapan maaf lewat kata lebih bermakna
hidup ini akan terasa indah jika ada maaf

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
mohon maaf lahir dan batin




30 comments:

Unknown 16 September 2009 at 03:12  

Joker mohon maaf lahir batin ya . .

Unknown 16 September 2009 at 03:55  

Tradisi positif yang tidak dilakukan di negara lain yaitu mudik lebaran untuk silaturakhim
tapi ada tradisi negatif yaitu seoalah2 orang itu sneng banget "terbebas" dari puasa sehingga tindakannya seolah menghapus kembali "kebaikan dan kekhusu'an ibadah" waktu bulan puasa. Ibarat orang menenun di bulan romadhon, hasil tenunannya dirusak kembali saat lebaran

arkasala 16 September 2009 at 05:49  

Lho di Qatar toh ? Maaf baru tahu saya he he.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H juga.
mohon maaf lahir dan batin.
Taqobalallohu minna wa winkum.

Salam hangat untuk keluarga di Qatar.

the bunglon's 16 September 2009 at 07:43  

Mohon maaf lahir dan bathin....
selamat lebaran..

DATING 4 ALL 16 September 2009 at 10:59  

tradisi itu emang udah dari jaman sultan bolqiah masih dalam perut,tapi ambil sisi positifnya aja sob,,,khan ga semuanya qt bisa menikmati sepenuh hati,,,karna ada beberapa saudara qt ga berada disisi orang yang disayangi,,ok deh ga perlu banyak bicara mohon maaf lahir batin,, WAITING COMENT ON MY BLOG,,artinya ditunggu komentar kamu diblogku thank you

kelirirenk 16 September 2009 at 16:25  

di akhir Ramadhan ada yang gembira karena akan lebaran, ada yang sedih karena gak bisa lebaran, ada yang gembira karena gak puasa lagi, ada yang sedih karena meninggalkan ramadhan... Minal aidin wal faidzin, Mohon baaf lahir dan batin.

silaturahim [ blog tips n tricks ]

jhonson blog 16 September 2009 at 16:51  

yaa semoga bukan hanya di tradisi halalbihalal aza kita saling memaafkan,di hari biasa kita juga harus bisa saling memaafkan.. :D

hill 16 September 2009 at 21:48  

minal aidzin walfaidzin, mohon maaf lahir bathin :)

tuyi 17 September 2009 at 06:13  

tradisi yang baik musti dpelihara...

SehatZBlog 17 September 2009 at 07:27  

sekalian nih mbak mo ngucapin

SELAMAT MERAYAKAN HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H
BOEAT PEMILIK BLOG... :) DAN SEMUA SAHABAT YG MAMPIR.........

Minal Aidzin Walfaidzin
Mohon Maaf Lahir & Bathin

Zippy 17 September 2009 at 10:16  

Salam kenal mas...
Sekaalian pengen ikutan ngucapin met idul fitri...
Maaf lahir batin yah....
Hala bihala emang cara tepat tuh...

Ocim 17 September 2009 at 10:59  

tahun ini kayaknya semua keponakan pada datang ke rumah pasti rame n makanan pasti cepet habis hehe

Uguns 17 September 2009 at 12:05  

mohon maaf lahir batin...

tips dan informasi 17 September 2009 at 12:22  

assalamualaikum, takhaballahu mina waminkum, mohon maaf lahir bathin, selamat idul fitri 1430 H.

kakara 17 September 2009 at 12:41  

Senengnya kalau udah saling kunjung mengunjungi... banyak makanan lagi.. he2 :)

jimmy 17 September 2009 at 15:12  

selamat menyambut hari raya idul fitri..mohon maaf lahir dan batin :)

Saung Web 17 September 2009 at 18:05  

Betul sekali saya setuju dengan postingan diatas.. bahwa halal bilhalal adalah tradisi islam yg harus di lestarika.. pun tentang saling memaafkan... tak perlu hrs nunggu lebaran.. selamat berlebaran di tanah Qatar

del 18 September 2009 at 14:09  

tidak hanya di Qatar aj hari raya idul adha lbh meriah drpd idul fitri...di Madura jg sama..apa karena ada bakar2 satenya ya?

abdul muiz 18 September 2009 at 15:53  

Di hr yg V3 ini mari qt INSTALL ulg 7an hdp qt sbg hambaNya,FORMAT ulg jln hdp qt,UPDATE dtbase ilmu qt,SCAN virus2 dlm ht qt,lalu UPGRADE amal2 kbaikn qt ^-^.....
taqobbalallahu....

Ica 18 September 2009 at 18:36  

Jangan bosan2 kita saling memaafkan... memaafkan itu indah :)
Met lebaran ya mbak, mohon maaf bila selama ini ada sale-sale kate :)

haris 19 September 2009 at 07:11  

Mohon maaf lahir batin....silahturahmi sama juga memperpanjang umur dan tali persaudaraan.

genial 19 September 2009 at 14:20  

saiia nohon maaf baru sempet bales kunjungan... akhir2 ini gag sempet ngBlog karena ada urusan... makasii iia masih terus jd tamu setia.. keren!

kami sekeluarga juga ngucapin..

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Taqabbalallahu Minna waminkum
Shiyaamanaa wa Shiyaamakum

Personal sharing 19 September 2009 at 16:18  

Mb narti, saya ucapkan selamat merayakan idul fitri. Semoga kita kembali ke fitrah dan mendapatkan kemenangan. Amien...

al-basri 20 September 2009 at 06:58  

salam idulfitri

selamat hari raya, maaf lahir dan batin buat sahabat.
terima kasih atas dukungan selama ini.

salam cinta damai

taqin 20 September 2009 at 09:27  

minal aidzin wal faizin....

NoRLaNd 20 September 2009 at 11:53  

Selamat hari raya idul fitri y :)
Minal aidiin walfa idzin :)

Ica 20 September 2009 at 16:23  

Met hari Raya Idul Fitri
Mohon maaf ya mbak bila ada salah ucap selama ini :)

fia al Kurosawa 24 September 2009 at 04:27  

mohon maaf lahir bathin mba' Narti, semoga mba sehat selalu di negeri yang jauh ini..salam persahabatan

jola76 30 September 2009 at 16:08  

masih dalam suasana lebaran, tak lupa kami ucapkan SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, mohon maaf lahir dan batin, salam kenal dan terima kasih atas kunjungannya

Post a Comment

* Terima kasih sudah berkunjung ke seputarduniaanak.blogspot.com
* Maaf, komentar ditutup

  © Seputar Dunia Anak Since February 14, 2009

Privacy Policy | Back to TOP  

Please Visit Again!