Powered by Blogger.


Showing posts with label pendidikan seks untuk anak. Show all posts
Showing posts with label pendidikan seks untuk anak. Show all posts

Jika Orang Tua Tidak Tahu Anaknya Memasuki Masa Puber

>> Monday, 18 April 2011

Apa jadinya jika orang tua tidak mengetahui masa puber anak? Akibatnya adalah saat anak mengalami pubertas, ia menjalaninya sendiri tanpa pendampingan, hingga akhirnya muncul berbagai masalah pada remaja. Lebih lanjut, anak akan tumbuh dan berkembang menjadi remaja bermasalah dengan diri atau lingkungannya.
Jadi sebaiknya orangtua mencari pengetahuan seputar pubertas agar bisa mendampingi tumbuh kembang anak pada masa penting ini.

Anak-anak akan mengalami masa transisi dari anak menuju dewasa secara bertahap. Pada masa pubertas, anak akan mengalami perubahan fisik dan psikologis. Saat inilah anak mulai dikelompokkan sebagai remaja, dan pubertas adalah tanda-tandanya. Secara umur, masa pubertas bervariasi namun umumnya 8-13 tahun untuk perempuan, dan 9-14 tahun untuk laki-laki. (Pada artikel sebelumnya, disebutkan untuk anak perempuan dimulai di usia 8-14 tahun dan pada anak laki-laki dimulai antara usia 12-16 tahun).

Puber adalah tanda-tanda, dan remaja adalah kelompoknya. Banyak orangtua tidak mengerti pubertas. Orangtua hanya tahu saat anak perempuan puber saat menstruasi, atau anak laki-laki puber saat mimpi basah. Padahal mens atau mimpi basah ini adalah puncak pubertas. Seharusnya orangtua sudah mengenali atau mendampingi anak memasuki masa pubertas sebelum masa puncaknya.

Banyak tanda pubertas yang dialami anak sebelum mereka mens atau mimpi basah. Nah, orangtua perlu mendampingi setiap perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada anak sejak dini, karena setiap anak akan mengalami perbedaan waktu dalam mengalami puber. Bahkan, sejumlah anak bisa saja mengalami pubertas dini (di bawah 8 tahun) atau bahkan pubertas terlambat (di atas 14 tahun). Perubahan fisik dan psikilogis dalam diri anak perlu dipantau secara mendetail oleh orangtuanya. Karena itulah orangtua perlu memposisikan dirinya sebagai teman kepada anak, terutama saat anak beranjak remaja.

Kebanyakan orangtua mengalami masalah komunikasi dalam keluarga. Orangtua, tanpa sadar masih menganggap anaknya sebagai "baby". Padahal, orangtua perlu lebih demokratis, menerima anak apa adanya, mendengarkan anak agar anak belajar meneladani orangtuanya.

Komunikasi orangtua anak perlu dibangun sejak dalam kandungan, berlanjut saat batita, balita, dan masa usia sekolah dasar di mana biasanya anak terabaikan. Orangtua perlu merangkul anak dengan nyaman. Persoalan yang terjadi kebanyakan adalah, apakah orangtua mau atau tidak merangkul anak? Sebab, tanpa merangkul anak, orangtua akan kehilangan anak meski secara fisik anak hadir dalam keluarga. Kehilangan di sini dalam arti, anak akan merasa lebih nyaman berbicara dengan teman-temannya, mencari informasi dari luar yang belum tentu benar.

Dengan memantau perubahan fisik anak menuju remaja, orangtua bisa melakukan berbagai penanganan. Jika anak mengalami masalah secara fisik atau psikologis saat mengalami masa transisi, orangtua bisa meminta bantuan pakar.

Sebagai contoh, ada anak remaja yang sakit lalu dibawa ke dokter untuk diobati. Setelah diajak bicara, diketahui bahwa anak ini sebenarnya sedang jatuh cinta. Hanya dengan berkomunikasi dari hati ke hati, anak ini bisa pulang tanpa diberi obat karena memang masalah yang dialaminya bukan sakit fisik, tetapi sakit karena jatuh cinta. Dalam kasus seperti ini, orangtua perlu menambah asupan wawasan untuk menangangi anak saat pubertas. Masalah hormonal saat puber memengaruhi emosi, selain juga berdampak pada hal lain seperti malas makan hingga migrain, susah tidur, sehingga tumbuh kembang pun menjadi terganggu.

Karenanya faktor psikologis tidak boleh putus dalam mengasuh anak. Lakukan pendekatan cinta, berbicaralah kepada anak dengan hati. Inilah mengapa penting bagi orangtua untuk membekali diri mengenai pubertas agar tak melihat masa puber dari sisi negatif.

Diambil dari kompas female, sedikit edit.

Artikel serupa:
Tanda-tanda anak mulai puber.

Read more...

Tanda-tanda anak mulai puber

>> Monday, 11 April 2011

Pubertas atau puber merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa dikaitkan dengan kematangan seksual. Anak-anak yang menginjak usia pubertas biasanya akan mengalami perubahan pada bentuk dan ukuran tubuhnya.

Masa awal pubertas bervariasi antara anak yang satu dengan yang lainnya, pada anak perempuan dimulai di usia 8-14 tahun dan pada anak laki-laki dimulai antara usia 12-16 tahun. Pada masa ini, pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat.

Pubertas muncul karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seksual, sehingga alat reproduksi telah berfungsi dan tubuh pun mengalami perubahan.

Menurut dr.Aditya Suryansyah, Sp.A, penulis buku Panik Saat Puber? Say No, masa awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti etnis, keadaan sosial, aktivitas, gizi dan juga ada tidaknya penyakit yang diderita.

"Anak-anak yang hidup di perkotaan biasanya puber lebih cepat dibanding yang tinggal di pedesaan. Faktor gizi dan aktivitas anak juga berpengaruh, misalnya anak yang aktivitas fisiknya tinggi seperti para atlet biasanya pubertasnya agak terlambat," katanya.

Pada anak perempuan, awal pubertas diawali dengan perubahan pada payudara yang terlihat mulai membesar dengan aerola yang melebar. Remaja putri yang mulai puber biasanya tampak lebih besar secara fisik dibanding anak lain yang sebaya.

Dua tahun setelah dimulainya proses perubahan pada payudara, anak akan mengalami menstruasi. "Menstruasi pada anak perempuan bukan awal pubertas, tapi akhir dari pubertas. Setelah mens organ reproduksi anak sudah bisa berfungsi yang berarti anak sudah bisa hamil meski secara psikologis belum siap," kata dr.Adit.

Sementara itu pada anak laki-laki, pubertas diawali dengan pembesaran testis, pertumbuhan penis, tumbuhnya rambut pubis serta perubahan suara. Mimpi basah pada anak laki-laki biasanya terjadi dua tahun setelah proses pubertas.

Selama masa pubertas, tubuh sangat giat menghasilkan hormon pertumbuhan. Kegiatan hormon ini menghasilkan minyak yang menutupi pori-pori dan bercampur dengan bakteri yang kemudian menyebabkan jerawat. Keadaan ini bisa berlangsung beberapa tahun selama masa remaja.

Walaupun pubertas adalah proses yang alamiah, tapi tidak semua remaja dan orangtua siap menghadapi fase ini. "Banyak yang merasa panik karena tidak mengerti dengan perubahan yang dialaminya, di lain pihak anak juga bingung harus mengadu kepada siapa karena malu bertanya pada orangtuanya," katanya.

Karenan kurang lancarnya komunikasi antara anak dan orangtua, kebanyakan remaja mencari informasi dari teman sebanyanya. Padahal, informasi tersebut seringkali keliru. Louisa Maspaitella, M.Psi, psikolog, menyarankan agar orangtua memantau tanda-tanda pubertas pada anak.

"Orangtua sebaiknya membekali diri dengan informasi sehingga bisa memberi penjelasan yang benar pada anak seputar masalah pubertas. Jangan malah menakut-nakuti atau menutupi karena merasa tabu berbicara mengenai seks pada anak," katanya.

Sumber: kompas

Artikel terkait:
Pertanyaan 'favorit' si kecil soal seks.



Read more...

Pertanyaan "Favorit" Si Kecil Soal Seks

>> Friday, 6 November 2009

Pendidikan seks bagi anak sangat diperlukan agar anak tidak salah melangkah dan lebih memahami dirinya sendiri. Cara penyampaiannya juga dengan bahasa anak, agar mudah dipahami oleh anak-anak. Berikut ini hal-hal yang biasa menjadi pertanyaan soal seks ketika si kecil menginjak remaja.

Menjelang remaja, Anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Kadang, di masa pertumbuhan tersebut ada sedikit keganjilan. Anda tidak perlu khawatir, karena setiap individu tidak sama satu dengan lainnya.

Kenapa di payudara saya ada benjolan?
Para gadis mungkin saja merasakan adanya benjolan atau bengkak di bawah p****g susu payudaranya yang sedang tumbuh. Kondisi ini sangat normal. Benjolan atau bengkak yang lunak tersebut akan hilang seiring dengan tumbuhnya payudara.

Payudara saya, kok, kecil (atau besar), ya?
Ukuran payudara berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Yakinkan putri Anda bahwa besar maupun kecil ukurannya, setiap payudara memiliki keindahan. Biasanya para remaja putri sulit untuk puas dan menerima ukuran payudara yang dimilikinya. Besar dan bentuk payudara akan berubah seiring dengan pertumbuhan putri Anda. Ukuran payudara tidak menjadi patokan kemampuannya memberikan ASI ketika mereka menjadi ibu kelak.

Mengapa p***s saya kecil (atau besar)?
Bisa jadi, setiap anak laki-laki pasti fokus pada p***snya. Karena tidak semua anak tumbuh pada waktu bersamaan, bisa saja anak Anda merasa dirinya terlalu besar, atau terlalu kecil. Ukuran tubuhnya akan berubah seiring dengan masa pertumbuhannya. P***s juga memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Tetapi sebenarnya ketika ereksi ukuran p***s menjadi tak terlalu berbeda antara p***s satu dengan lainnya.

Kok, rambut pubis saya belum tumbuh?
Semua orang akan punya rambut kemaluan, meskipun pada beberapa remaja tumbuhnya agak terlambat dibandingkan teman lainnya. Seperti halnya ukuran payudara, ketebalan rambut pubis, alias rambut kemaluan, ini juga sangat individual sifatnya.

Saya cowok, tapi, kenapa punya payudara?
Beberapa remaja pria mengalami hal ini. Payudaranya tumbuh untuk sementara waktu selama masa pubertas. Kondisi ini disebut gynecomastia, disebabkan oleh perubahan kadar hormon saat puber. Biasanya kondisi ini akan hilang setelah beberapa bulan atau beberapa tahun.

Duh, saya belum dapat haid!
Dengan segala perubahan selama masa pubertas, haid datangnya berbeda-beda pada setiap gadis. Remaja putri biasanya belum mendapat haid hingga 2 atau 2,5 tahun sejak mereka memasuki masa puber. Jadi, jika anak Anda masuk masa pubernya terlambat dibandingkan gadis lain, bisa jadi dia pun akan terlambat mendapat haidnya. Beberapa remaja belum mendapat haid hingga usia 16 tahun. Hal ini normal.
[sumber: tabloid Nova]

Karena anakku sendiri belum menginjak dewasa, jadi belum tahu yang sebenarnya terjadi, mungkin bagi teman-teman yang anaknya sudah beranjak remaja punya pengalaman lain, silakan share di kolom komentar. Satu lagi, bahasanya terlalu vulgar tidak ya? Kalau iya nanti bisa di edit lagi.

Mudah-mudahan bermanfaat.


tags: anak beranjak remaja, pentingnya pendidikan seks bagi anak, perubahan phisik pada anak yang beranjak remaja, pendidikan seks bagi anak, gynecomastia.

Read more...

  © Seputar Dunia Anak Since February 14, 2009

Privacy Policy | Back to TOP  

Please Visit Again!