Powered by Blogger.


Anak bisa berjalan, idealnya usia berapa?

>> Friday 31 December 2010

Beberapa hari yang lalu, ada pembaca yang menuliskan seperti ini:
tipsnya bagus tapi gimana ya tips untuk anak yang berusia 1,5 tahun agar bisa cepat berjalan..

Meski kemarin sudah saya jawab sebisanya, mungkin artikel berikut bisa menjawab secara ilmiah.
Artikel berikut saya copy dari okezone.com
***

RENTANG waktu seorang anak mulai bisa berjalan biasanya saat berusia 9 bulan hingga 18 bulan. Jika lebih dari itu si buah hati belum juga bisa berjalan, apakah orang tua musti khawatir?

Semua orang tua tentu menanti-nantikan hari ketika sang bayi berhasil untuk pertama kalinya melangkah tanpa terjatuh. Namun, sebenarnya usia berapa anak mulai berjalan? Banyak orangtua yang menganggap jika langkah pertama tidak datang juga pada usia bayi 12 bulan, maka boleh saja khawatir karena sang buah hati memiliki keterlambatan perkembangan. Benarkah demikian?

“Berjalan merupakan kepedulian umum para orangtua muda karena mereka merasa berjalan berkaitan dengan kecerdasan seorang anak,” kata Brenda Nixon, seorang ahli perkembangan anak dan penulis buku “The Birth to Five Book”. “Itu anggapan lama jika berpikir seorang bayi lebih pintar karena bisa berjalan pada usia 10 bulan. Berjalan berkaitan dengan tabiat anak dan kesempatan, bukan kecerdasan,” sebutnya.

Mayoritas orangtua mengharapkan anak mereka sudah mulai berjalan pada saat ulang tahun pertamanya. Namun, rentang usia anak mulai bisa berjalan bervariasi dari termuda sekitar 9 bulan sampai usia 18 bulan. Dalam rentang normal tersebut, seorang anak yang baru bisa berjalan pada usia akhir 18 bulan biasanya karena dua alasan, terutama kurangnya kesempatan, masalah genetika, dan tabiat.

“Sering kali orangtua menceritakan bahwa anaknya yang berusia 13 bulan belum bisa jalan. Dan, pertanyaan saya kepada mereka adalah, apakah Anda memberinya kesempatan?” kata Nixon seperti dikutip Babyzone.com. “Saya menyarankan orang tua untuk tidak langsung mengangkat kedua tangannya dan mengajaknya berjalan ke luar kamar,” ujarnya.

Namun, peganglah tangan anak dengan lembut dan biarkan dia berjalan sendiri. Bisa juga pegang tangan anak, lalu ajak berkeliling rumah, ke luar rumah atau saat menuju garasi mobil. Atau Anda biarkan anak untuk memegang sisi kereta dorong atau trolley belanjaan saat berada di supermarket. Ini adalah cara terbaik dan kesempatan yang anak butuhkan,” lanjut Nixon.

Pada lain waktu, biarkan bayi Anda belajar berjalan sendiri. Judy Nichols, seorang ibu dari Wilmington, North Carolina, Amerika Serikat, sebelumnya sangat khawatir ketika putrinya belum bisa berjalan pada usia 18 bulan. Meskipun anaknya tersebut dinyatakan memiliki perkembangan normal, terlihat dari anaknya yang kelihatan bahagia dan sudah bisa berbicara lebih dari 35 kata. Dan, dokter meyakinkan Nichols untuk tidak khawatir.

“Ketika anak saya beranjak 19 bulan, dia mulai mau berjalan jika seseorang memegang tangannya, namun bukan dengan dirinya sendiri,” kata Nichols, yang ternyata juga telat berjalan ketika kecil.

“Kemudian setelah dua atau tiga minggu dari itu, dia mulai bangun dengan kakinya, berdiri dan berjalan seolah-olah dia telah melakukannya selama berbulan-bulan. Saya pikir dia hanya tidak ingin jatuh. Atau dia sedang berkonsentrasi belajar bagaimana berbicara, dan tidak melihat gunanya untuk berjalan,” ceritanya.

Sementara, sebagian besar anak yang terlambat berjalan, baik-baik saja, termasuk anak-anak yang sehat. Selain itu, ada faktor yang menyebabkan seorang anak kehilangan tonggak perkembangan ini. “Beberapa anak dengan gangguan neuromuskuler, genetika, atau masalah metabolisme sehingga membuat anak terlambat berjalan karena kondisi medis,” kata dr Daniel Brennan, seorang dokter anak di Sansum Clinic and Cottage Children’s Hospital, Santa Barbara, California, Amerika Serikat.

Anak-anak lain juga bisa telat berjalan karena masalah ortopedi yang mendasari, seperti displasia pangkal paha. Anak-anak ini dapat dievaluasi oleh seorang dokter anak dan ahli ortopedi anak,” lanjutnya. Adapun sesuatu yang penting disadari orang tua adalah peningkatan perkembangan motorik kasar seorang bayi dan juga anak-anak dengan kelainan akan terlihat tanda-tanda sebelumnya.

“Biasanya jika seorang anak terlihat terlambat berjalan, maka sebelumnya dia juga adalah seorang yang telat bisa duduk,” ujar dr Peter Greenspan, Direktur Medis MassGeneral Hospital for Children di Boston, Amerika Serikat. Perkembangan motorik kasar yang utama pada seorang anak, di antaranya kontrol terhadap pergerakan kepala pada usia 4 bulan dan duduk pada usia 6 sampai 8 bulan.

Seorang anak yang belum bisa duduk pada usia 10 atau 11 bulan mungkin akan menjadi anak yang kemampuan jalannya terlambat,” kata Greenspan. “Namun, harap tenang karena keterlambatan perkembangan motorik kasar seorang anak itu tidak terlahir begitu saja,” sebutnya. Ketika anak Anda sedikit tertinggal dari teman-temannya, orangtua tidak bisa membantu dengan hanya merasa khawatir.

Adapun pada kebanyakan kasus, anak yang terlambat berjalan sebenarnya tidak perlu dipusingkan. “Anak-anak biasanya fokus pada keterampilan yang berbeda pada waktu yang berbeda sehingga ada berbagai macam cakupan yang luas pada diri seorang anak disebut normal,” kata Helen Neville, seorang perawat dan penulis buku “Is This a Phase? Child Development and Parenting Strategies, Birth to 6 Years”.

“Bila seorang anak terlambat pada sebuah tonggak penting perkembangannya, mungkin ada atau mungkin tidak ada hal-hal khusus yang harus orang tua lakukan untuk membantunya. Terkadang hanya menunggu adalah sebuah keputusan yang benar, tetapi kadang-kadang membantu lebih dini sangat penting. Itu sebabnya, evaluasi individu setiap anak dengan seorang profesional yang memiliki pengetahuan soal ini sangat penting,” sebutnya.

( Sumber: http://lifestyle.okezone.com/read/2010/12/31/196/408987/usia-ideal-anak-bisa-berjalan )
Semoga bermanfaat!

tags: anak bisa berjalan, usia berapa anak bisa berjalan, rata-rata anak bisa berjalan umur berapa, anak usia 18 bulan baru bisa berjalan karena apa, cara  mengajari anak agar berjalan, penyebab anak terlambat berjalan, seorang anak yang terlambat duduk mungkin akan mengalami keterlambatan berjalan.

Read more...

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Berbicara Jorok dan Kasar

>> Tuesday 21 December 2010

Pernahkah Anda mendapati atau mendengar kata-kata kasar dan kotor meluncur begitu saja dari mulut si kecil? Kemudian Anda berpikir, padahal tidak ada yang memberikan contoh seperti itu, baik di rumah maupun teman-temannya di sekitar rumah. Apa yang harus Anda lakukan untuk menghadapinya?

Banyak orangtua yang merasa sudah memerhatikan perkembangan dan lingkungan si kecil dengan seksama, tapi tiba-tiba menemukan si kecil melontarkan kata-kata yang kasar dan jorok di hadapan kita. Hal ini tentu sangat mengejutkan karena Anda merasa di rumah tak ada yang berlaku seperti itu. Orangtua pun akan khawatir jika si kecil akan mendapat pengaruh buruk dari lingkungan yang lain dan mulai mencari solusi agar si kecil tak terkontaminasi lebih parah.

Mengapa anak-anak bisa mengatakan kata-kata kasar dan jorok?

1. Karena secara tidak langsung anak-anak menikmati reaksi orang-orang di sekitarnya dan mencontohnya, seperti ia ditertawakan seolah-olah itu lucu dan menghibur, atau diperhatikan dengan rasa kaget dan ingin tahu dari lingkungannya.

2. Anak berkata kasar atau jorok bisa juga karena ia menirunya dari teman di sekolah, sekadar iseng, atau saat ia merasa marah dan mengetahui bahwa kata tadi bisa memancing kekesalan orang lain.

3. Bisa juga karena si kecil sedang mempelajari kata-kata yang baru dan senang dengan bunyi kata itu tanpa mengetahui artinya.
Sangat kaget ketika pulang sekolah, anakku mengucapkan kata-kata seperti itu. Ketika ditanya: "Tahu artinya tidak?" Ia jawab: "Tidak". Kemudian bercerita bahwa anakku hanya ikut-ikutan temannya mengatakan kata tersebut. Dan Alhamdulillah...akhirnya ia mau melupakan kata tersebut meski pelan-pelan.

Ada banyak alasan mengapa anak kita berkata kasar atau jorok. Cara mengatasi anak yang suka berbicara kasar dan jorok, yaitu:

1. Perhatikan saat kapan dan apa yang terjadi setelah anak berkata kasar atau jorok. Ini agar kita bisa mengerti alasan si anak.Dengan mengetahui itu, kita akan lebih mudah mengatasinya.

2. Saat anak mengucapkan kata kasar dan jorok, kita bisa bertanya kepada anak, misalnya darimana ia mendapatkan kata tersebut, kata tersebut artinya apa, juga misalnya akibat apa jika kata tersebut diucapkan kepada orang lain, dan sebagainya.

3. Jika anak tidak mengetahui arti dari kata kasar atau jorok tadi, kita dapat memberi tahu artinya secara singkat dan jelas, juga mengenalkan akibatnya jika ia mengucapkan kata-kata itu kepada orang lain.
Anak usia 4 tahun pada umumnya senang mempelajari kata-kata baru, apalagi di usia ini kemampuan berbahasa dan menyerap informasi anak-anak sedang berkembang dengan pesat.

4. Bila ia mengucapkan kata kasar atau jorok karena marah, Anda bisa mengajarkannya dengan memberi tahu kata-kata apa yang boleh diucapkannya ketika ia sedang marah. Anda juga bisa memberi tahu kepada si kecil bahwa kata-kata itu tidak boleh digunakan di dalam keluarga.

5. Ketimbang Anda memberikan hukuman atau peringatan keras kepada anak saat mengucapkan kata kasar atau jorok, lebih baik berikan perhatian saat ia mengucapkan kata-kata yang sopan sehingga ia lebih sering dan senang mengucapkan kata-kata yang baik.

6. Jika kata-kata kasar atau jorok yang diucapkan oleh anak berasal dari sekolah, memindahkannya ke sekolah yang lain tak akan menyelesaikan masalah. Anda tak mungkin menemukan sekolah dan teman-teman yang steril bagi si kecil karena sekolah dan teman merupakan lingkungan sosialisasi anak, di sana pula hal-hal yang dinilai baik dan buruk sangat sulit dipisahkan.

Apalagi pada anak usia 4 tahun, minat untuk mencoba dan mengeksplorasi hal baru sangat tinggi, termasuk mencoba-coba hal yang negatif tanpa ia sadari.

Percayakan ia mengeksplor, mengetahui hal baru, dan melakukan apa yang dapat ia lakukan secara mandiri di lingkungan sosialnya. Batasan-batasan dan aturan, kasih sayang dan perhatian, dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh keluarga setiap harinya justru menjadikan anak untuk tumbuh secara kuat dan baik di lingkungan luar rumah.

Diadaptasi dari tabloid Nova.
Semoga bermanfaat!

tags: anak berkata jorok, mengatasi anak berkata jorok, mengapa anak berkata jorok, darimana anak-anak mendapatkan kata-kata kasar dan jorok, lingkungan sosialisasi bagi anak, membentuk anak tumbuh kuat dan baik di lingkungan.

Baca juga yang ini:
Saat anak merekam pembicaraan Anda.
Kiat memahami anak.

Read more...

Tips Agar Si Kecil Mau Berjalan

>> Tuesday 14 December 2010

Ketika bepergian dengan berjalan kaki, pernahkah si kecil minta gendong?
Anak-anak yang tidak dalam keadaan sakit dan sudah bisa berjalan, usia sekitar 2-4 tahun kadang  minta gendong kalau bepergian. Kalau anak-anak yang belum bisa berjalan, ya wajarlah minta gendong. Untuk anak usia 4 tahun ke atas tapi masih suka minta gendong, malu dong sama teman-temannya....

Nah, berikut ini tips yang bisa Anda terapkan agar si kecil mau berjalan ketika bepergian:


  1. Si kecil ajaklah berbicara. Ngobrol hal-hal menarik bisa melupakan keinginannya minta gendong. Bisa dengan menujukkan sesuatu yang ditemui di jalan, agar teralihkan kejenuhannya. Jadikan acara berjalan ini menjadi sesuatu yang menarik bagi si kecil.
  2. Libatkan si kecil ketika Anda membawa sesuatu. Misalnya suruh ia membawakan barang yang ringan. Si kecil akan senang apabila keberadaannya Anda hargai. (aduh bahasanya ketinggian yah?). Intinya, Anda jangan menganggap ia masih kecil terus.
  3. Ketika ia lelah dan minta gendong, istirahat sejenak, beri minum secukupnya hingga ia kembali bersemangat untuk berjalan lagi.
  4. Jangan memaksa si kecil untuk berjalan lebih cepat, karena langkah kakinya berbeda dengan Anda kan?
  5. Sesekali lakukan gerakan menunduk, untuk menyejajarkan si kecil dengan Anda. Juga untuk mendengarkan apa yang ia ucapkan.
  6. Kalau tempat tujuan masih agak jauh, Anda bisa menggendongnya sebentar, setelah itu suruh ia berjalan lagi.
  7. Jangan lupa berikan pujian untuknya, sehingga ia bersemangat berjalan. "Mama bangga, adik sekarang sudah tidak minta gendong lagi dan mau membantu membawakan belanjaan mama."
  8. Ketika menyeberang jalan misalnya, ia tetap Anda gandeng (pegang tangan si kecil, jangan si kecil yang memegang tangan Anda karena biasanya anak akan mudah melepasnya). Baru setelah menyeberang, ia boleh berjalan lagi tanpa Anda pegang tangannya, tetapi tetap dalam pengawasan Anda.
Ada yang mau menambahkan? silakan tulis di kolom komentar yah!
Semoga bermanfaat!

Read more...

Anak Nakal, Bagaimana Mengatasinya?

>> Monday 6 December 2010

Semua anak yang lahir ke dunia itu dalam keadaan sama, belum bisa apa-apa. Bagai selembar kertas putih, yang membedakan nantinya adalah tangan-tangan yang menulis di atas kertas tersebut.
Jadi, ketika seorang anak menjadi nakal, itu adalah akibat dari orang-orang di sekelilingnya. Bisa dari orang tua, lingkungan sekitar, tontonan TV atau media lain. Karena apa yang dilihat, didengar oleh anak, semuanya akan diserap oleh anak.

Anak kecil sebenarnya sudah tahu dan bisa memilih loh...
Misalnya seperti ini, suatu hari terjadi percakapan aku dengan anakku:
"Mba Ama white, mama black, " kata Salma sambil membandingkan warna kulit dia dengan kulitku.
"Mba Ama cantik, mama jelek," katanya sambil melihat muka mamanya.
Aku cuma bengong, heran, anak seumur dia sudah bisa memilih mana yang menurut dia lebih baik.

Ketika anak sedang mengerjakan tugas sekolah, PR (homework) misalnya, dan anak merasa kesulitan mengerjakannya, mana yang lebih sering Anda ucapkan kepada anak?
(a). dasar anak bodoh, soal begitu saja tidak bisa mengerjakan.
atau
(b). sayang, mama percaya kakak bisa mengerjakannya. Coba dihitung lagi atau (kalau pelajaran selain berhitung), coba dicari lagi dibuku teksnya.

Kalimat (b) tentu akan terasa lebih enak didengar oleh anak, daripada kalimat (a). Walaupun anak belum tentu bisa mengerjakan PR-nya, tapi berkat dorongan kita anak akan termotivasi untuk mencari tahu jawabannya, dan harapan kedepannya anak akan belajar lebih tekun lagi.

Ucapan kita ke anak-anak adalah do'a kita, sugesti kita untuk mereka. Jadi sebisa mungkin, ucapkanlah kata-kata yang baik untuk anak-anak.
"Tapi kadang anak-anak itu menjengkelkan". "Iya, tapi itulah proses, anak-anak masih belajar dan kita memang harus bersabar dalam membimbing mereka."

Bagaimana kalau anak itu aktif sekali?
Hal yang wajar apabila seorang anak itu aktif, bergerak kesana-kemari, tapi perlu diperhatikan aktifnya itu yang bagaimana.

1. Anak hiperaktif aktif
Adalah anak yang selalu bergerak tanpa merasa kelelahan dan ia akan merasa gelisah bila tidak bergerak. Umumnya ia akan terus bergerak bahkan baru berhenti bila ia mengalami trauma/luka. Yang penting diperhatikan adalah anak dengan kondisi seperti ini, dia tidak memperhatikan atau mengabaikan perintah yang ditujukan kepadanya, tampak tidak memperdulikan meskipun mungkin saja memberikan sedikit respon pada perintah atau sapaan yang ditujukan kepadanya. Anak hiperaktif cenderung membutuhkan obat untuk mengurangi kondisi hiperaktif tersebut.

2. Anak autis
Anak autis adalah anak yang lebih senang sendirian, tidak memberikan kontak mata kepada lawan bicara, bahkan terkadang terkesan seperti mengalami ketulian. Anak autis sedikit bicara atau tidak pernah mengeluarkan kata kata, perhatiannya lebih tertuju pada satu hal saja. Ia senang melakukan gerakan yang monoton atau berputar putar. Namun hal ini harus diperhatikan dengan sangat seksama. Anak yang pendiam belum tentu autis, tapi mungkin saja ia masuk golongan anak berbakat.

3. Anak aktif tapi berbakat
Anak yang aktif namun berbakat biasanya juga menunjukkan gejala yang sama dengan anak yang hiperaktif, namun dengan pendekatan psikologis dan terapi perilaku kondisnya akan membaik.
Jadi selama anak masih merespon dan ada kontak mata dengan lawan bicara, kita tidak perlu khawatir.

4. Anak aktif bertanya
Ada anak yang senang mengeksplorasi, rasa ingin tahu yang tinggi, banyak bertanya dan seakan tiada habisnya. Bahkan mungkin sebagai orang tua, kita sampai kebingungan menjawabnya. Berikan jawaban atau pengertian yang benar ke anak-anak karena jawaban itu akan terekam dalam memory mereka hingga dewasa.
Ketika orang tua/orang di sekitarnya memberikan jawaban yang salah, maka anakpun akan mengingat jawaban itu hingga dewasa. Contohnya, ada komentar masuk di blog ini pada artikel beberapa waktu lalu yang mengungkapkan hal ini.


Kegiatan apa yang cocok untuk anak-anak?
Belajar. Gak mungkin kan anak-anak disuruh kerja? hehe....
Untuk anak yang sudah bersekolah pasti sudah penuh dengan jadwal sekolahnya. Pulang sekolah juga pasti ada tugas-tugas yang harus dikerjakan. Kegiatan ekstra sekolah, mungkin juga ada les tambahan, mengaji dan lain-lain. Anak-anak sekarang, waktu bermainnya sangat sedikit.

Untuk anak yang belum bersekolah, apa yang cocok buat mereka? Belajar juga, tapi belajar sambil bermain. Anak usia 4 tahun biasanya sudah sekolah, sudah masuk play group. Nah untuk anak dibawah usia 4 tahun, Anda bisa membimbingnya dengan memanfaatkan benda-benda di sekitar kita. Membimbing loh...itu artinya kita terlibat didalamnya, ikut bermain, ngobrol bareng anak, membacakan cerita dan lain-lain.
Dengan benda-benda yang ada di sekitar kita hal yang paling mudah adalah pelajaran berhitung.
Mengenal warna, bisa menggunakan mainannya, atau dari buku. Buku untuk anak-anak biasanya full color kan? Nah manfaatkan warna-warna di buku itu untuk mengenalkan macam-macam warna ke anak.
Menyanyi. Bisa kita stelkan CD/DVD lagu anak-anak. Anak-anak pasti akan lebih cepat menghafalnya. Atau bisa juga distelkan saat di perjalanan pakai mobil. Untuk sementara, yang dewasa mengalah dululah, nyetelnya lagu anak-anak dulu. Dengan demikian, anak akan mudah menghafal, perjalanan juga menyenangkan buat anak.

Bagaimana kalau anak-anak meniru apa yang kita lakukan/kerjakan?
Ya itulah anak-anak, mereka ingin tahu, ingin bisa juga mengerjakan hal tersebut.
Bagaimana kalau anak-anak menirukan ucapan kita? merekam ucapan kita?
Ya itulah anak-anak, mereka masih dalam proses belajar.

Bagaimana kalau anak-anak nakal?
Anak-anak mungkin aktif bukan nakal, itu artinya anak minta perhatian kita sebagai orang tuanya. Jangan sampai seorang pembantu lebih tahu perkembangan buah hati kita daripada orang tuanya sendiri. Janganlah kita memenuhi hari-harinya dengan kegiatan yang berat buat anak, jangan penuhi jadwal setiap harinya hingga merenggut waktu bermainnya. Biarkan ia menikmati masa kanak-kanaknya, yang takkan terulang.

Bagaimana kalau anak itu aktif dan kreatif?
Arahkan anak yang kreatif agar kreatif ke hal yang positif. Misalnya anak suka menggambar, agar tidak coret-coret di tembok, belikan dia kertas gambar dan alat menggambarnya.

Untuk seorang pembaca yang kemarin menanyakan hal ini lewat cbox, terima kasih banyak. Maaf kalau jawabannya kurang berkenan, karena saya yakin tiap orang tua punya cara tersendiri dalam mendidik dan membimbing putra-putrinya. Semoga putranya sekarang sudah tidak nakal lagi.

Untuk semua pembaca, saya mohon maaf kalau banyak yang tidak berkenan dengan tulisan di atas, karena saya juga masih belajar menjadi orang tua bagi anak-anak saya. Dan, hal-hal seperti ini tentu berubah-ubah, banyak yang berbeda pendapat, berbeda dengan ilmu pasti yang 1+1=2.

Semoga bermanfaat!

Baca juga yang ini yuk:
Berbagai gaya orang tua.
Saat anak merekam pembicaraan Anda.
Mengasah kecerdasan anak lewat permainan | Macam-macam kecerdasan.
Penghambat kemampuan si kecil.
5 kebiasaan buruk ayah dan ibu.

Read more...

  © Seputar Dunia Anak Since February 14, 2009

Privacy Policy | Back to TOP  

Please Visit Again!