Anak Bermain Kotor? Boleh atau tidak?
>> Sunday, 24 April 2011
Artikel Bermain pasir, yuk! disini dengan komentar masuk yang sedikit 'ramai' membuatku berpikir ulang. Yang pertama, aku hidup dimana sih? Kadang lupa kalau pengunjung blog ini sebagian besar berasal dari Indonesia. Dan artikel disini kadang berisi sharing pengalaman sehari-hari masalah anak-anak disini atau malah anak-anakku sendiri. Terbiasa dengan lingkungan yang bersih, tertib, coret-coretan pylox (cat warna-warni) di tempat umum jarang sekali aku temukan bahkan tidak ada, juga musim yang bisa dikatakan hanya musim dingin dan musim panas, jarang ada hujan. Anda semua tahu kan, kalau hujan sering menimbulkan lumut? Nah disini, karena jarang sekali turun hujan, lumut hampir tidak ada, arena bermain tidak berlumut (tapi kalau sedang musim debu ya jadi berdebu). Bisa dikatakan disini udaranya kering, tidak lembab. Jadi melepas anak-anak bermain di tempat bermain atau di taman tidak begitu khawatir.
Apa reaksi umum orangtua jika melihat anaknya bermain pasir atau lumpur hingga mengotori wajah, tangan, pakaian, atau bahkan seluruh tubuhnya? Panik, marah, atau cenderung membiarkan saja?
Menurut para peneliti, biarkan saja anak bermain kotor-kotoran. Bahkan, anak-anak sesekali harus kotor karena jika terlalu bersih, kemampuan kulit anak untuk menyembuhkan diri sendiri justru terganggu atau malah rusak.
Hasil penelitian tim peneliti School of Medicine di University of California, AS, menyebutkan, bakteri bernama Staphylococci yang hidup di kulit membentuk semacam jaringan yang mencegah peradangan ketika kita terluka.
Bakteri itu juga mengurangi reaksi ketahanan tubuh yang berlebihan. Para pakar medis mengatakan, temuan tim peneliti itu memberikan penjelasan atas ”hipotesis kesehatan” yang menyebutkan jika tubuh dibiasakan menghadapi kuman sejak usia dini, maka kemungkinan besar tubuh akan menciptakan jaringan pelindung dari berbagai macam alergi.
Selama ini ada pandangan bahwa obsesi masyarakat pada kebersihan sebenarnya mulai muncul ketika alergi merebak di negara-negara berkembang. Fakta ini membantu mereka untuk meneliti lebih lanjut tentang cara menangani penyakit-penyakit kulit yang menular. Dan kesimpulannya, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa tubuh sebenarnya akan menjadi lebih kebal jika kerap terekspos dengan kuman.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, kita bisa mengambil sikap kepada anak-anak kita, tapi sekali lagi kembali kepada masing-masing juga bagaimana situasi dan kondisi lingkungan dimana kita tinggal.
Semoga bermanfaat!
Baca juga yang ini yuk:
Tips memilih arena bermain.
Memilih permainan anak.
Apa reaksi umum orangtua jika melihat anaknya bermain pasir atau lumpur hingga mengotori wajah, tangan, pakaian, atau bahkan seluruh tubuhnya? Panik, marah, atau cenderung membiarkan saja?
Menurut para peneliti, biarkan saja anak bermain kotor-kotoran. Bahkan, anak-anak sesekali harus kotor karena jika terlalu bersih, kemampuan kulit anak untuk menyembuhkan diri sendiri justru terganggu atau malah rusak.
Hasil penelitian tim peneliti School of Medicine di University of California, AS, menyebutkan, bakteri bernama Staphylococci yang hidup di kulit membentuk semacam jaringan yang mencegah peradangan ketika kita terluka.
Bakteri itu juga mengurangi reaksi ketahanan tubuh yang berlebihan. Para pakar medis mengatakan, temuan tim peneliti itu memberikan penjelasan atas ”hipotesis kesehatan” yang menyebutkan jika tubuh dibiasakan menghadapi kuman sejak usia dini, maka kemungkinan besar tubuh akan menciptakan jaringan pelindung dari berbagai macam alergi.
Selama ini ada pandangan bahwa obsesi masyarakat pada kebersihan sebenarnya mulai muncul ketika alergi merebak di negara-negara berkembang. Fakta ini membantu mereka untuk meneliti lebih lanjut tentang cara menangani penyakit-penyakit kulit yang menular. Dan kesimpulannya, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa tubuh sebenarnya akan menjadi lebih kebal jika kerap terekspos dengan kuman.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, kita bisa mengambil sikap kepada anak-anak kita, tapi sekali lagi kembali kepada masing-masing juga bagaimana situasi dan kondisi lingkungan dimana kita tinggal.
Semoga bermanfaat!
Baca juga yang ini yuk:
Tips memilih arena bermain.
Memilih permainan anak.
31 comments:
Wo, penemuan baru berkotor-kotor masa kanak-kanak dulu justru mempertebal kekebalan tubuh.
kalau saya dulu di Jawa kan emang terbiasa main sama temen yang macem-macem polahnya mbak, kadang main masak2an, yang otomatis kotor2an, trus main di rumah saja, kayak main rumah2an, bonek2an dsb.
Kalau sekarang, melihat yang ada di sekitar, malah jarang pemandangan yang seperti itu. Anak2 lebih suka bermain dengan mainan2 yang dibelinya atau yang dia punya, main di warnet...kdg ada juga sih yang main bola, ujan2an...balik lagi, kembali ke lingkungan
wah bener kata iklan donk bun .. berani kotor itu baik .. hhmm kalo saya sih fifty fifty aja .. Farras masih suka gemol jadi agak agak risakan kalo biarin 100 % main kotor sementara Farras dah mule ngeyel kalo dah suruh cuci tangan habis main kotor .. hehehh
Sebenarnya anak kalo bermain kotor tidak masalah, intinya adalah tidak bahaya dan jangan sampai kreatifitas anak kita terkungkung saya nemu artikel bagus untuk menjaga kreatifitas anak, disini 'Entrepreneur For Kids' Semoga bisa memberi inspirasi teman-teman semua.....
klo ibu liat aku kotor biasanya mama pasang mantra2 yang menyeramkan .. he he
kalo kata temen saya yang dokter sih, biarin kotor-kotoran.. jangan biarkan sistem imun kita menganggur.
soalnya kalo terlalu dimanja, bersih terus, kadang sekalinya kotor malah alergi.
hihiiii... untung dulu saya anak kampung, nggak cuman main pasir. tapi mandi di kali, sawah, nyari ikan. #halah
sangat setuju, ada keuntungannya sih jika anag2 bermain di tempat kotor.., sangat bermanfaat thanks ya mbak narti :)
Wah...bernai kotor ala Rinso nih, wkwkwkkw...
Tapi emang sih, bagaimanapun juga itu bisa memberi nilai kreatif kepada anak.
Tapi ya mesti dijaga, kotor boleh2 aja asal kesehatan anak juga perlu diperhatikan :)
kalau menurut salah sato iklan detergen "berani kotor itu baik" hehhe makanya pejabat pada main kotor kotoran dehh
Artikel yang menarik. Sebenarnya tidak perlu melarang anak yang sedang bermain walaupun harus kotor... asal nanti mau bersih-bersih. :)
www.anaktumbuh.wordpress.com
Anak-anak sesekali harus kotor karena jika terlalu
bersih, kemampuan kulit anak untuk
menyembuhkan diri sendiri justru
terganggu atau malah rusak.
Saya baru tahu sekarang, hehe emang bener kayanya anak jg justru di latih akan lbh mandiri dan kreatif.
salam kenal mba
mudah-mudahan mau follow ane
memang lebih bagus seperti dulu aja ya, anak2 banyak bermain diluar rumah
thx info nya
kl bermain di luar rumah kita harus mengawasi nya krn kadang main apa kita tdk tau terus nanti jgn jg biarkan anak kita sembarangan jajan ya....
yups memang anak ekcil bagusnya main diluar..makin byk gerak makin baik
apalagi sekarang makanan/minuman byk mengandung gula yang bisa menyebabkan kegemukan. kalau tidak aktif bisa membahayakan
main kotor sih boleh2 aja, asal didampingi dan setelah main suruh bersih2, jangan sampai anak makan dengan keadaan tangan masih kotor, ntar yg ada sakit perut. Kebersihannya harus dijaga....pola makan juga harus dijaga agar anak tetap sehat
main kotor...hem kayaknya ga deh, ntar yg sakit juga anaknya, main biar bisa pinter juga ga harus yg kotor deh...kayak pilih makanan, kita pasti pilih yg bersih yg sehat lah, masa sengaja pilih yg kotor....bgt pula susu aku juga pilih yg tanpa zat gula tambahan...
klo mainnya pasir sih masih ok lah yah...tp klo tanah..mana kotor banyak sampah yah ga lah...
Walau bisa bikin anak lebih kebal terhadap kuman, tp masa iya kotor gt ga bikin sakit perut klo kemakan...Aku sih jaga bgt kebersihan makanan anak, pola makan anak, juga kandungan2 dalam makanan & susunya, ga mau yg mengandung added sugar berlebih..
Wah boleh donk, justru dengan kotor2an anak bisa belajar banyak.
Nah karena itu sebagai ortu, mesti memberikan makanan/minuman/susu yang baik supaya daya tahan tubuhnya baik.
Tapi jangan yang manis, malah jadi obesitas lagih ^^
aku si setuju" aja anak bermain kotor asal didampingi krn kan hidup terlalu bersih pun tidak baik jadi anak tidak kebal dgn segala kuman" dan virus yg ada.....dannjuga jaga kesehatannya dgn susu bernutrisi dan bebas gula tambahan agar anak ga beresiko obesitas
menurutku sih gp yah asal setelah itu mandi yg bersih aja,, jaman kita juga gpp kan main kotor2 an
ahh jgn dehh anak2 main kotor2 an nar kena cacingan lg heheheh.... takut ga bersih... tp kl sehat sih gpp kali yahhh kasih susunya yg bergizi mom....no added sugar
ga apa2 ya kalo anak2 mau main kotor2 an ... kita aja dulu kan suka main kotor2 an juga gpp kan... yg penting setelah itu bersihin badannya harus bersih....
dampingin anak kita selalu....dlm hal bermain, memberi makan, memberi susu.....apalagi sekarang makan yg bergula tambahan sudah banyak sekali....
anak bermain kotor2an bisa membuat sakit karena ada kemungkinan telor cacing masuk ke dalam tubuh..begitu pula dengan makanan/minuman yg terlalu manis..bisa membuat sakit dan beresiko obesitas..karena adanya kandungan gula tambahan di dalamnya..
kl kebanyakan main di luar rumah kita hrs jaga kebersihannya apalagi kl anak kita suka jajan ya...
kl terlalu bersih juga ga baik ya hehehe tp kl hal makanan atau minuman saya selalu menjaga sekali jgn sampai mengkonsumsi makanan yg tdk bagus utk mereka
saya sih anak mau main kotor asal didampingin aja, nanti kan dia pasti ngerti kalo kotor itu ga enak.
Oh begitu ya, ternyata ada semacam imunisasi juga untuk jaringan kulit terhadap berbagai kotoran. Mungkin itu berlaku kalau anak kita memang daya tahan tubuhnya cukup baik ya. Tapi anak sehat kan bukan berarti anak gemuk kan. Katanya kalau anak gemuk, nantinya cenderung obesitas. Kalau obesitas apa karena terlalu banyak makan dan mengkonsusi yang manis-manis kah. Anak gemuk bukan berarti daya tahan tubuhnya lebih baik dari anak yang tidak gemuk. Saya sih membiasakan anak jangan terlalu banyak memakan yang manis-manis termasuk susu formulanya saya pilih yang tanpa gula tuh.
banyak main diluar rumah skrg ngeri juga, yg penting aktifitasnya ga pasif lah dan ttp terkontrol dr segi pergaulan dan makanannya...
kalo menurut aku sih dilatih mandiri ttep harus diawasin juga secara jati dirinya blm mateng... apalagi soal pergaulan dan kesehatan, harus dibiasain yg baik2 biar kebawa terus sampe dewasa...
betul tuh bu sandra.. kalo anak dibiasain dr kecil pasti akan terbawa sampe gede. makanya dikenalinnya ke pergaulan dan makanan yg sehat aja dr kecil biar nanti besarnya dia tumbuh jd anak baik dan sehat.
Post a Comment