Hal-hal yang harus diwaspadai saat anak nonton TV
>> Friday, 6 May 2011
Ketika kita sedang sibuk, mau beres-beres rumah, apa yang kita lakukan untuk si kecil? Apa yang kita berikan untuk si kecil agar dia anteng? Agar si kecil tidak ribut/nangis ketika ditinggal beres-beres rumah?
Mungkin salah satu dari sekian banyak jawaban, salah satunya adalah distelkan TV. Bener?
Menurut American Academy of Pediatrics (Organisasi Dokter Anak di AS), anak-anak di bawah dua tahun tidak boleh menonton televisi. Namun tidak sedikit orangtua yang terkadang membiarkan balita-balita mereka ikut menonton acara televisi favorit. Sebenarnya sudah banyak penelitian yang menyebutkan dampak buruk televisi pada anak-anak. Kita sebagai orangtua, harus mewaspadai anak atau si kecil saat menonton televisi.
Apapun pilihannya, sebagai orangtua Anda tetap harus mewaspadai dampak televisi terhadap anak. Berikut ini hal-hal yang harus kita waspadai saat anak-anak menonton televisi:
1. Anak-anak jangan pernah dibiarkan menonton acara televisi yang menampilkan kekerasan.
Meskipun acara tersebut kartun, tetap saja kalau ada kekerasan di dalamnya, segera matikan televisi atau jauhkan anak dari hal tersebut. Sudah banyak kejadian kan, anak melakukan kekerasan? karena apa? lihat di TV.
Kalau anak masih mau menonton TV, pilih/ganti channel yang lainnya.
2. Anak tidak boleh menonton acara televisi yang menampilkan acara untuk orang dewasa.
Ini juga sebuah kesalahan. Acara orang dewasa yang kerap mempertontonkan kekerasan bisa menyebabkan anak bermimpi buruk, agresif dan kelelahan.
3. Sekarang ini cukup banyak acara televisi yang diklaim bisa membuat bayi atau balita cepat pintar.
Dengan lebih banyak menghabiskan waktu di depan televisi artinya semakin sedikit juga waktu untuk mereka beraktivitas. Padahal aktivitas di luar menonton televisi, seperti bermain bisa mengembangkan otak, pertumbuhan tubuhnya, mengembangkan daya kraetifitas anak, dll.
Kegiatan atau acara menonton televisi, akan lebih baik bila dialihkan untuk kegiatan lain, misalnya untuk membaca, berinteraksi dengan orang lain, bermain dengan teman sebaya, bermain yang membutuhkan gerakan badan, dll.
4. Akibat dari terlalu lama menonton televisi.
Penelitian menunjukkan dua jam waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi di masa kanak-kanak bisa menyebabkan sejumlah masalah seperti terlalu minta perhatian, sulit tidur dan kegemukan.
5. Pilih acara untuk anak yang tidak ada iklannya.
Eh, ada tidak ya yang tanpa iklan? Anak-anak adalah masa di mana mereka mudah dipengaruhi. Anak belum bisa membedakan mana yang iklan, dan mana yang bukan. Akibatnya sering nunjuk, minta ini, minta itu. Yang mana? yang seperti di TV. Waduh....
6. Jika anak terpaksa menonton televisi, selalu dampingi dia. Ajak ngobrol si kecil bila memungkinkan. Jangan sampai anak tidak menghiraukan ketika diajak bicara karena terlalu serius/asyik dengan TV-nya.
7. Jangan letakkan TV di dalam kamar tidur.
Aturan-aturan di atas bisa juga diberlakukan ketika anak main game, (entah game online maupun tidak), juga ketika anak main komputer. Beri batasan, berapa lama anak boleh menonton TV, berapa lama boleh main game, berapa lama boleh main internet.
Hal-hal yang tersebut di atas, di dalam prakteknya tentu sangat sulit, tidak semudah baca artikelnya.
Ada yang mau menambahkan? tulis di kolom komentar ya!
Semoga bermanfaat!
Mungkin salah satu dari sekian banyak jawaban, salah satunya adalah distelkan TV. Bener?
Menurut American Academy of Pediatrics (Organisasi Dokter Anak di AS), anak-anak di bawah dua tahun tidak boleh menonton televisi. Namun tidak sedikit orangtua yang terkadang membiarkan balita-balita mereka ikut menonton acara televisi favorit. Sebenarnya sudah banyak penelitian yang menyebutkan dampak buruk televisi pada anak-anak. Kita sebagai orangtua, harus mewaspadai anak atau si kecil saat menonton televisi.
Apapun pilihannya, sebagai orangtua Anda tetap harus mewaspadai dampak televisi terhadap anak. Berikut ini hal-hal yang harus kita waspadai saat anak-anak menonton televisi:
1. Anak-anak jangan pernah dibiarkan menonton acara televisi yang menampilkan kekerasan.
Meskipun acara tersebut kartun, tetap saja kalau ada kekerasan di dalamnya, segera matikan televisi atau jauhkan anak dari hal tersebut. Sudah banyak kejadian kan, anak melakukan kekerasan? karena apa? lihat di TV.
Kalau anak masih mau menonton TV, pilih/ganti channel yang lainnya.
2. Anak tidak boleh menonton acara televisi yang menampilkan acara untuk orang dewasa.
Ini juga sebuah kesalahan. Acara orang dewasa yang kerap mempertontonkan kekerasan bisa menyebabkan anak bermimpi buruk, agresif dan kelelahan.
3. Sekarang ini cukup banyak acara televisi yang diklaim bisa membuat bayi atau balita cepat pintar.
Dengan lebih banyak menghabiskan waktu di depan televisi artinya semakin sedikit juga waktu untuk mereka beraktivitas. Padahal aktivitas di luar menonton televisi, seperti bermain bisa mengembangkan otak, pertumbuhan tubuhnya, mengembangkan daya kraetifitas anak, dll.
Kegiatan atau acara menonton televisi, akan lebih baik bila dialihkan untuk kegiatan lain, misalnya untuk membaca, berinteraksi dengan orang lain, bermain dengan teman sebaya, bermain yang membutuhkan gerakan badan, dll.
4. Akibat dari terlalu lama menonton televisi.
Penelitian menunjukkan dua jam waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi di masa kanak-kanak bisa menyebabkan sejumlah masalah seperti terlalu minta perhatian, sulit tidur dan kegemukan.
5. Pilih acara untuk anak yang tidak ada iklannya.
Eh, ada tidak ya yang tanpa iklan? Anak-anak adalah masa di mana mereka mudah dipengaruhi. Anak belum bisa membedakan mana yang iklan, dan mana yang bukan. Akibatnya sering nunjuk, minta ini, minta itu. Yang mana? yang seperti di TV. Waduh....
6. Jika anak terpaksa menonton televisi, selalu dampingi dia. Ajak ngobrol si kecil bila memungkinkan. Jangan sampai anak tidak menghiraukan ketika diajak bicara karena terlalu serius/asyik dengan TV-nya.
7. Jangan letakkan TV di dalam kamar tidur.
Aturan-aturan di atas bisa juga diberlakukan ketika anak main game, (entah game online maupun tidak), juga ketika anak main komputer. Beri batasan, berapa lama anak boleh menonton TV, berapa lama boleh main game, berapa lama boleh main internet.
Hal-hal yang tersebut di atas, di dalam prakteknya tentu sangat sulit, tidak semudah baca artikelnya.
Ada yang mau menambahkan? tulis di kolom komentar ya!
Semoga bermanfaat!
11 comments:
emang mba susah bilangin ke anak klo nonton TV tuh jangan deket2 suahnya minta ampun
apalagi buat saya ini mbak, jadi ibu aja belom.
menulis saja memang mudah ya mbak, ntar kalo dah ngrasain jadi ibu ya kadang salah...semoga tipsnya mbak Narti ini bisa saya jalankan, bagus banget!
anak2 emang suka nunjuk iklan di tv mbak, contone ya ponakanku. hmmm salah tantenya nih, lain kali diajak bermain aja wis, masak2an :D
memang benar di televisi lebih banyak negatif nya dari pada posiitifnya, bukan hanya u ntuk anak-anak, orang dewasa pun bakal banyak negatifnya...
makasih Mba atas infonya... sangat bermanfaat
sebaiknya sih nonton tv harus terjadwal waktunya mbak
Betul Mbak, bukan cuma untuk anak2 dibawah usia 2 tahun klo menurutku, untuk anak2 yg masih usia sampe 5-6 tahunpun kayanya jg blum layak disetelin TV yg acaranya sekarang lebih menonjolkan kekerasan...
Coba disetiap negara ada TV Lokal yg khusus untuk acara anak dan edukasi ya Mbak :L
iya nih, tontonan anak semakin memprihatinkan -__-
memang harus ada pembimbingan yang tegas oleh orang tua
itulah pentingnya ada dikasih tanda tiap tayangan TV.. misal Dewasa, Bimbingan Orang Tua, Semua Umur..
dan yang paling berpengaruh sebenernya adalah orang tua sendiri. jika diserahkan sama pembantu misalnya, yaa tunggu aja kalo si anak bakalan nonton TV dengan acara pilihannya sendiri
wah wah ,,,, tipsnya bisa ditindak lanjutin nih....
biar jadi masukan yang cerdas dalam seleksi memilih tontonan ^_^
Ng'lanjutin komentarnya si gaphe, sayangnya gak semua TV memberi tanda untuk setiap acaranya ya... terbukti yg aku liat ngasih tanda gitu cuma RCTI, Spacetoon sama Global kadang hhe.. :D
Hallo, aku dah follow blog ini, aku tunggu refollownya di http://bunga911.blogspot.com
Post a Comment