Pakaian adat itu milik kami
>> Tuesday, 12 July 2011
Bagaimana sih caranya mengenalkan kebudayaan kepada anak-anak? Dengan melihatnya secara langsung, tentu saja akan lebih mudah diterima anak. Misalnya saat ada pertunjukan, sekalian diajak nonton anak juga diterangkan maksud atau arti dari pertunjukan tersebut. Contoh lainnya, misalnya dengan mengunjungi musium, tempat-tempat wisata bersejarah, candi, dll. Hal itu akan mudah kita lakukan bila kita tinggal di Indonesia.
Bagaimana dengan yang tinggal di LN? Inilah salah satu cara kami mengenalkan kebudayaan itu kepada anak-anak, generasi muda penerus bangsa.
Tinggal di LN, tidak mudah menemukan pakaian adat seperti itu, bahkan bisa dikatakan tidak ada. Untungnya di Qatar sini ada yang punya inisiatif menyewakan pakaian adat untuk anak-anak. Meskipun tempat tinggalnya 50 km dari Doha, kami tetap meminjamnya. Beliau membawa pakaian adat lengkap dengan pernak-perniknya itu dari Indonesia. Pokoknya mirip kalau kita menyewa pakaian di salon ketika di Indonesia. Satu stel pakaian adat, pernak-pernik, ikat pinggang, sandal/slop, dll.
Yang menjadi kendala disini, karena stock terbatas, kadang baju terlalu kecil. Atau anak-anak disini yang pertumbuhan badannya terlalu subur ya? Mungkin karena pengaruh dari makanannya juga. :D
Namanya anak-anak yahhh... berangkat dari rumah sudah rapi jali, tapi sebelum pentas mereka bermain dulu. Kebayang kan, pakai pakaiannya seperti itu tapi mainnya berlari-larian. Tiba saatnya pentas ke atas panggung sudah tidak serapi seperti saat berangkat.
Acara pentas seni akhir tahun TPA ini juga untuk menujukkan bahwa Indonesia kaya budaya. Acara dilaksanakan di gedung pemerintah, gratis (dengan syarat dan ketentuan berlaku, harus menjaga kebersihan). Acara ini juga dihadiri oleh wakil dari pengelola gedung. Kata sambutan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia karena ada tamu yang bukan WNI. Untuk pentasnya sendiri anak-anak ya tetap menggunakan bahasa Indonesia. Tapi, wakil dari pengelola gedung tersebut dapat menikmati acara ini juga dan semoga beliau berkesan dengan acara ini.
Kapan lagi kita menunjukkan kepada anak-anak bahwa Indonesia itu kaya budaya kalau bukan dengan cara-cara seperti ini? Berbeda dengan di Indonesia, memakai baju adat bisa dikatakan sering, misalnya saat ada acara pernikahan, acara sunatan, memperingati hari Kartini, dsb.
Tapi bagi kami yang tinggal di LN, inilah salah satu cara kami mengenalkan kebudayaan Indonesia kepada anak-anak, dan kami bangga bahwa pakaian adat itu milik kami. Meskipun beda daerah, beda pakaian adatnya, beda bahasa daerahnya tapi kami tetap satu kesatuan bangsa Indonesia.
***
Artikel ini diikutsertakan dalam Give Away Competitions yang diadakan oleh sobat Ferdinand, dengan tema "Saya Bangga Menjadi Bagian Dari Indonesia"
Bagaimana dengan yang tinggal di LN? Inilah salah satu cara kami mengenalkan kebudayaan itu kepada anak-anak, generasi muda penerus bangsa.
Kartini-kartini kecil yang anggun.
Anak-anak dengan pakaian adat, pentas akhir tahun TPA.
Tinggal di LN, tidak mudah menemukan pakaian adat seperti itu, bahkan bisa dikatakan tidak ada. Untungnya di Qatar sini ada yang punya inisiatif menyewakan pakaian adat untuk anak-anak. Meskipun tempat tinggalnya 50 km dari Doha, kami tetap meminjamnya. Beliau membawa pakaian adat lengkap dengan pernak-perniknya itu dari Indonesia. Pokoknya mirip kalau kita menyewa pakaian di salon ketika di Indonesia. Satu stel pakaian adat, pernak-pernik, ikat pinggang, sandal/slop, dll.
Yang menjadi kendala disini, karena stock terbatas, kadang baju terlalu kecil. Atau anak-anak disini yang pertumbuhan badannya terlalu subur ya? Mungkin karena pengaruh dari makanannya juga. :D
Namanya anak-anak yahhh... berangkat dari rumah sudah rapi jali, tapi sebelum pentas mereka bermain dulu. Kebayang kan, pakai pakaiannya seperti itu tapi mainnya berlari-larian. Tiba saatnya pentas ke atas panggung sudah tidak serapi seperti saat berangkat.
Acara pentas seni akhir tahun TPA ini juga untuk menujukkan bahwa Indonesia kaya budaya. Acara dilaksanakan di gedung pemerintah, gratis (dengan syarat dan ketentuan berlaku, harus menjaga kebersihan). Acara ini juga dihadiri oleh wakil dari pengelola gedung. Kata sambutan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia karena ada tamu yang bukan WNI. Untuk pentasnya sendiri anak-anak ya tetap menggunakan bahasa Indonesia. Tapi, wakil dari pengelola gedung tersebut dapat menikmati acara ini juga dan semoga beliau berkesan dengan acara ini.
Kapan lagi kita menunjukkan kepada anak-anak bahwa Indonesia itu kaya budaya kalau bukan dengan cara-cara seperti ini? Berbeda dengan di Indonesia, memakai baju adat bisa dikatakan sering, misalnya saat ada acara pernikahan, acara sunatan, memperingati hari Kartini, dsb.
Tapi bagi kami yang tinggal di LN, inilah salah satu cara kami mengenalkan kebudayaan Indonesia kepada anak-anak, dan kami bangga bahwa pakaian adat itu milik kami. Meskipun beda daerah, beda pakaian adatnya, beda bahasa daerahnya tapi kami tetap satu kesatuan bangsa Indonesia.
***
Artikel ini diikutsertakan dalam Give Away Competitions yang diadakan oleh sobat Ferdinand, dengan tema "Saya Bangga Menjadi Bagian Dari Indonesia"
17 comments:
untuk saat ini sudah mulai ada pergeseran soal baju adat, hingga tak heran banyak acara-acara yang lebih cenderung meniru "gaya barat"..
semoga sukses dengan giveaway-nya mbak :)
@ Djangan Pakies, kebetulan kelas anakku kebagian suruh makai baju adat. Tiap kelas sih beda-beda kostumnya. Nah karena satu kelas, pinjam baju adatnnya bisa secara kolektif. Untuk yang sudah punya baju adat ya tidak perlu meminjam.
Untuk pertanyaannya, itu sudah dijawab sendiri :)
@ Sukadi, iya sih, memang lebih mudah meniru yang sedang trend atau kebarat-baratan.
Makasih kang.
ikut doain aja Bu... semoga kontesnya sukses
wah lumayan ya mbak, perjuangannya buat dapetin baju daerah tadi. semoga anak-anak tidak melupakan adat-istiadat dan budaya tanah kelahirannya ya mbak,
Waduh-waduh.... 50 KM mbak? itu jalan kaki apa naek onta? hhe klo jalan mah pegel juga itu haha... sama aja kaya gerak jalan santai muterin jakarta wkwkkw... :)
Iya ya, klo di Luar Negri pasti susah nyari baju adat atau atribut kaya gini :) salut sama perjuangannya, tp tuh syaratnya unik amat cuma gak boleh buang sampah sembarangan (jaga kebersihan) haha...
Okeh postingan ini sudah dimasukkan ke dalam daftar peserta, makasih udah ikut serta... :)
owhhh jadi kaya ikutan di TPA gitu...
temen saya ada yg di australi... wolonggong... anaknya jadi terbawa adat di australi sana...
Terus klo penyewaannya ada, yg jual ada gak Mbak????
Wah..keren juga yah, ternyata disana ada pakaian adat Indonesia juga.
hebat deh, kayaknya bisnis penyewaan adat disana oke juga tu mbak :D
@ Kang Sugeng, makasih kang.
@ Ajeng Sari Rahayu, amin3x...semoga begitu mba.
@ Ferdinand, hehe...
Makasih.
@ aaSlamDunk, iya sih a' biasanya memang begitu.
@ Ferdinand, yg jual? gak ada atuh :)
@ Zippy, acaranya beginian gak mesti setahun sekali loh. :)
Kita harus mengenalkan budaya kita pada anak-anak kita.
Owh malah berarti ya klo dijual makanya gak ada yg jual wkwkw... :) yo wes sesok Mbak bawa aja yg banyak dari Indonesia, ampe sana dijual kan lumayan tuh haha... :)
subhanallah,..usahanya lumayan repot ya,..utk sebuah proses pembelajaran yang tak diperoleh di sekolah,..salam kenal mbk,.
sering bc nm mbk di t4 mbk diana,..:)
@ COF, setuju.
@ Ferdinand, ide bagus nih, makasih ya.
@ kenia huwada, salam kenal juga mba, makasih.
wahaha lucu-lucu banget anak kecil udah kayak orang tua pakeannya B)
Eh Mbak, penasaran deh klo disana tuh anak2 mainan Tradisionalnya apaan? klo disini kan banyak ya kaya kelereng, layangan, dll.. klo disana adakah???
Melanjutkan Obrolanku di blog yg satunya, emank yg copas Blog ini dengan domain .Com itu apa urlnya?
Anak-anak memang harus dikenalkan dengap pakaian adat sejak dini, agar mereka mengenal budaya bangsanya. Misal pada acara hari Kartini anak memakai pakaian adat saat acara karnaval.
Post a Comment